Page 27 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 27
Gerakan Agraria Transnasional
sekitar 5.000 korban jiwa (Pundeff 1992, 85-7; Carr 1964,
209).
Bencana di Bulgaria ini, kemudian mendorong
terbukanya jalan bagi Komunis Internasional (Komintern)
untuk membentuk Internasional Petani Merah (Kres-
tintern) yang juga sekaligus dimaksudkan untuk mem-
pererat hubungan dengan pihak partai politik agraria.
Beberapa faktor di dalam Uni Soviet dan gerakan Komunis
internasional memberikan kontribusi terhadap pergeseran
ini. Tahun 1921 dimulailah pemberlakuan Kebijakan
Ekonomi Baru (New Economic Policy) di Uni Soviet,
ditandai dengan munculnya toleransi yang lebih besar
terhadap pasar pertanian dan kepemilikan lahan skala
kecil—ini adalah periode yang unik—dalam sejarah So-
viet yang berlangsung hingga 1929, kebijakan ini berakhir
ketika konsolidasi kekuasaan Stalin membawa langkah
awal arah kebijakan Uni Soviet yang mengkolektifisasi
pertanian dan “menghapus kelas kulak”. Karena ke-
cewa oleh kegagalan pemberontakan Komunis pada tahun
1919 di Jerman dan Hungaria dan kekalahan invasi Soviet
ke Polandia pada tahun 1920, Moskow (USSR) mulai
melirik timur sebagai zona yang paling mungkin untuk
gerakan revolusioner baru yang sukses. Tetapi, masyarakat
di sana hanyalah kaum proletariat industri kecil dan peta-
ni. Pada saat diadakannya kongres pendirian Krestintern
pada tahun 1923, kelompok inilah yang mengeluarkan
wacana ‘petani buruh di negara-negara kolonial’ (Carr
1964,615), Itulah isu yang diangkat pada edisi pertama
jurnal yang diantaranya diisi oleh artikel Nguyen Ai-quÑc
(nama samaran untuk Ho Chi Minh) dan Sen Katayama-
salah seorang agen Komintern dari Jepang yang beroperasi
di seluruh Asia, Meksiko dan Amerika Tengah (Edel-
man 1987,12).
Krestintern hanya berhasil menarik gerakan agraria
non-Komunis pada beberapa kesempatan. Tahun 1924,
13