Page 166 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 166
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 157
strategi ini memberi hak garap atas tanah sawah seluas 60 ubin,
kepada para petani yang tidak memiliki tanah sawah (orang-orang
yang tergolong miskin). Pada sisi lain terdapat fakta (berdasarkan
hasil penelitian) yang menunjukkan, bahwa rata-rata tiap 100 ubin
bidang tanah sawah di desa ini mampu memberi penghasilan, kepada
petani yang menggarap tanah sawah tersebut sebesar Rp. 4.970.000,-
per tahun. Oleh karena itu, bagi petani yang memperoleh hak
garap seluas 60 ubin (tergolong petani miskin) dapat memperoleh
pendapatan sebesar 60/100 x Rp. 4.970.000,- per tahun, atau sebesar
Rp. 2.982.000,- per tahun, atau sebesar Rp. 248.500,- per bulan.
Rendahnya angka kemiskinan di Desa Prigelan menjadi peletak
dasar, bagi hadirnya kepercayaan para petani desa ini terhadap
strategi pertanahan, yang diterapkan oleh Pemerintah Desa Prigelan.
Kepercayaan petani yang kuat menjadi landasan bagi dilanjutkannya
strategi pertanahan, untuk mengupayakan keadilan penguasaan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Dengan kondisi alamnya
yang khas, para petani yang diperlakukan adil memiliki kesempatan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan membangun harmoni sosial.
Inilah sesungguhnya outcome yang diharapkan atas pelaksanaan
pemberdayaan petani yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Prigelan
melalui penerapan strategi pertanahan yang pro petani (rakyat atau
masyarakat). Dengan kata lain rendahnya angka kemiskinan dan
adanya rasa keadilan, pada akhirnya akan memunculkan unsur
keberdayaan agraris berikutnya, yaitu harmoni sosial.
Kontribusi seluruh elemen desa, terutama para pemilik tanah
sawah, atas kesulitan hidup para petani yang tidak memiliki tanah
sawah, merupakan faktor pendorong bagi munculnya kohesi atau
kerekatan sosial. Keadilan, kesejahteraan dan harmoni sosial barulah
berpeluang terwujud ketika kohesi atau kerekatan sosial dapat
dimunculkan di Desa Prigelan. Kemunculan ini menjadi bukti atau