Page 171 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 171

162   Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
                Batasan strategi pertanahan yang diterapkan oleh Pemerintah
            Desa Prigelan memang  tidak hanya berada  pada  ranah bahasa,
            melainkan  juga  berada pada ranah pemahaman  dan pemaknaan
            oleh masyarakat. Boleh jadi bahasa yang disusun dalam peraturan
            desa yang memuat strategi pertanahan tidaklah tepat, tetapi petani
            memaknainya dengan  tepat  (sesuai dengan  kepentingan  petani).
            Dengan kata lain pengalaman empiris akhirnya menjadi penuntun
            bagi  pemahaman  dan  pemaknaan  oleh  petani,  sehingga  dapat
            “menambal” kekurangan redaksional pada peraturan desa.
                Ruang lingkup strategi pertanahan yang menjangkau spasial dan
            temporal, menjadikan kondisi geografis Desa Prigelan pada waktu
            tertentu turut memberi kesan, sehingga turut menentukan konstruksi
            makna yang dibangun oleh petani. Konstruksi atas makna strategi
            pertanahan oleh petani inilah yang dirancang oleh Pemerintah Desa
            Prigelan, agar sesuai dengan makna yang ditawarkan oleh mereka
            (Pemerintah Desa Prigelan). Kesan sangat kuat yang ditangkap oleh
            petani  atas kesungguhan Pemerintah Desa Prigelan  di masa lalu
            dalam mewujudkan keadilan penguasaan tanah, sangat diikhtiarkan
            oleh Pemerintah Desa Prigelan di saat ini. Oleh karena itu, strategi
            penguasaan tanah sejak tahun 1947 terus dipertahankan hingga kini
            oleh Pemerintah Desa Prigelan, agar dapat terus memberdayakan
            para petani yang tidak memiliki tanah sawah.
                Upaya  mempertahankan tradisi  penguasaan tanah  hanyalah
            salah  satu  contoh  dari  cara Pemerintah Desa Prigelan memaknai
            strategi  pertanahan.  Oleh  karena  strategi  pertanahan  bertujuan
            menciptakan keadilan,  kesejhateraan,  dan harmoni  sosial, maka
            Pemerintah Desa Prigelan mempertahankan  dan meningkatkan
            setiap kebijakan lokal yang telah ada yang nyata-nyata bermanfaat
            buat petani. Tahun 1947 yang menjadi  tonggak waktu bagi upaya
            menciptakan keadilan penguasaan tanah di desa ini, terus diingat
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176