Page 172 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 172

Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan  163

            dan menjadi penyemangat bagi upaya menunjukkan kemandirian
            petani Desa Prigelan. Semangat ini  direalisasikan  dengan
            menambah strategi  pertanahan  tidak  hanya sebatas  penguasaan
            tanah, melainkan merambah hingga ke pemilikan, penggunaan, dan
            pemanfaatan  tanah. Kemampuan menambah  dan merealisasikan
            strategi pertanahan menjadikan Pemerintah Desa Prigelan memiliki
            makna  di hadapan masyarakatnya (termasuk  petani). Bertambah
            dan berubah merupakan kata kunci yang terus diberi makna oleh
            Pemerintah Desa Prigelan bagi positioning strategi pertanahan, agar
            mereka juga berhak memberi makna atas strategi pertanahan yang
            diterapkannya.
                Positioning strategi pertanahan yang berada pada tataran atas
            bagi pencapaian  angka  kemiskinan  yang relatif rendah,  seolah
            memberi “hak” kepada Maniso (Kepala Desa Prigelan  tahun
            2012 – 2017)  untuk menjelaskan, bahwa  strategi  pertanahan  yang
            diterapkan  oleh Pemerintah Desa Prigelan layak  dimaknai  oleh
            Pemerintah Desa Prigelan  sebagai  upaya mewujudkan misi ke-2
            dan ke-7 yang dicanangkan oleh Kepala Desa Prigelan. Pelaksanaan
            misi nampak nyata ketika strategi pertanahan relevan dengan upaya
            untuk meningkatkan  sumberdaya masyarakat (misi ke-2),  dan
            meningkatkan produksi pertanian dan peternakan (misi ke-7).

            2.  Bagi Gabungan Kelompok Tani

                Sutrisno (Ketua  Gapoktan “Mekar Sari”  Desa Prigelan)
            mengungkapkan, bahwa gapoktan  pernah menerima bantuan: (1)
            bibit dan obat-obatan untuk tanaman di sawah, (2) dana sebesar Rp.
            650 juta untuk pasca panen kedelai yang digunakan untuk membeli
            mesin pengering dan alat angkut, (3) traktor untuk mengolah tanah
            sawah, serta (4) dana sebesar Rp. 350 juta untuk dibelikan ternak sapi.
            Selanjutnya Sutrisno menjelaskan, bahwa seluruh bantuan tersebut
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177