Page 176 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 176
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 167
tani) tentang manfaat strategi pertanahan bagi petani. Untuk itu
Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan menumpukan peran pemberi
informasi kepada para ketua kelompok tani, meskipun faktanya para
petani kerap dihadapkan pada masalah pertanian dan pertanahan,
sehingga peran tersebut terasa berat bagi para ketua kelompok tani.
Namun demikian para ketua kelompok tani mampu memainkan
peran sebagi pemberi informasi, karena strategi pertanahan yang
diterapkan di Desa Prigelan relevan dengan kepentingan petani.
Segenap elemen desa mengetahui, bahwa pertanian mampu
menyerap tenaga kerja relatif banyak, sehingga dapat meredam
kebutuhan lapangan kerja di Desa Prigelan. Penyerapan tenaga
kerja masyarakat desa, untuk kegiatan pertanian yang ada di desa
merupakan bentuk dinamika dan pembangunan desa.
Pembangunan desa yang berbasis pertanian tidak boleh
mengabaikan industri, terutama industri kecil (industri rumah
tangga), karena jenis industri (berdasarkan skala) ini relatif ramah
terhadap pertanian, sehingga tidak bertentangan dengan strategi
pertanahan yang diterapkan di Desa Prigelan. Bukti keramahan
industri kecil terhadap pertanian di Desa Prigelan, antara lain nampak
pada keberadaan 3 (tiga) buah industri kecil yang memproduksi
tempe, yang bahan bakunya berupa kedelai yang diproduksi Desa
Prigelan.
Bila industri semacam ini dapat terus dikembangkan di Desa
Prigelan, maka “godaan urbanisasi” dapat direduksi, dan tenaga
kerja (kaum muda) yang akan berangkat ke kota-kota besar (Jakarta,
Bandung, dan Surabaya) dapat “ditahan” di desa mereka sendiri
untuk memajukan desanya. Semangat menahan tenaga kerja,
relevan dengan larangan bagi orang luar Desa Prigelan membeli
bidang tanah di desa ini (strategi pemilikan tanah).