Page 179 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 179
170 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
dusun, yang kemudian diikuti dengan penambahan satu kelompok
tani ternak (Kelompok Tani Ternak “Subur Makmur”).
Keberadaan Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan memberi
kesempatan bagi para tokoh desa yang menjadi pengurusnya, untuk
memaknai strategi pertanahan yang diterapkan di desa ini. Ketika
strategi pertanahan dimaknai sebagai sesuatu yang penting, dan
menjadi latar belakang pengajuan permintaan bantuan pertanian
kepada Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo, maka mengalirlah
bantuan ke Desa Prigelan. Seluruh bantuan digunakan untuk
memajukan pertanian di desa ini, dan sekaligus sebagai wujud
pemaknaan strategi pertanahan dalam artinya yang paling relevan
dengan kebutuhan para petani.
Kesempatan yang ada pada para tokoh desa yang menjadi
pengurus Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan dalam memaknai
strategi pertanahan yang diterapkan Pemerintah Desa Prigelan
banyak dijelaskan oleh Sutrisno. Antara lain Sutrisno menjelaskan,
bahwa strategi pertanahan yang diterapkan oleh Pemerintah Desa
Prigelan dimaknai oleh Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan sebagai
upaya yang relevan dengan tugas dan fungsi gapoktan. Relevansi
nampak nyata ketika strategi pertanahan tersebut memberi jalan
bagi masuknya bantuan kepada para petani dan kelompok tani
melalui Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan.
3. Bagi Kelompok Tani
Sudarmono (Ketua Kelompok Tani “Karya Tani II” Dusun
Krajan Kulon) menjelaskan, bahwa Kelompok Tani “Karya Tani II”
ingin meningkatkan hasil dan pendapatan petani. Oleh karena itu,
kelompok tani ini berusaha menyalurkan berbagai bantuan yang
diterimanya melalui gapoktan, misalnya bantuan benih. Hal inilah
yang mendasari dukungan Kelompok Tani “Karya Tani II” terhadap