Page 182 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 182

Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan  173

            dalam (Pemerintah Desa Prigelan, Gapoktan “Mekar Sari” Desa
            Prigelan, kelompok-kelompok tani, dan para petani Desa Prigelan)
            dan kekuatan  dari luar (Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo).
            Kekuatan  pendorong ini muncul karena  adanya latar belakang
            kepentingan  masing-masing  yang  relevan  dengan  tujuan  strategi
            pertanahan.
                 Relevansi kepentingan kelompok tani dengan tujuan strategi
            pertanahan  lebih  mudah  terjadi,  setelah  terlebih  dahulu  terjadi
            perubahan  proses  sosial (sejak  tahun 1947 hingga  sekarang) yang
            dibangun secara sengaja.  Sebagaimana  diketahui  perubahan yang
            disengaja  merupakan  perubaan  yang telah  direncanakan terjadi
            oleh penggagas perubahan. Sebagai contoh, perubahan penguasaan
            tanah  oleh karena  adanya kewajiban  pemilik  tanah menyerahkan
            hak garap kepada petani yang tidak memiliki tanah sawah, setelah
            terlebih dahulu diserahkan kepada Pemerintah Desa Prigelan.
                Perubahan penguasaan tanah inilah, yang menjadi salah satu
            latar-belakang  dukungan  kelompok tani terhadap  penerapan
            strategi pertanahan. Dukungan dari kelompok tani ini sesuai dengan
            kepentingan  yang  sedang diperjuangkan oleh  kelompok  tani,
            yaitu kepentingan para petani. Perjuangan ini didasari oleh fakta,
            bahwa sebagian besar masyarakat Desa Prigelan menggantungkan
            hidup dari  usaha  pertanian.  Keberhasilan  kelompok  tani dalam
            memperjuangkan kepentingan  petani berpeluang  terjadi,  setelah
            kelompok tani mendukung strategi pertanahan. Oleh karena kuatnya
            perjuangan untuk menyejahterakan petani, maka kemiskinan dan
            keterbelakangan di desa ini relatif rendah.
                Sementara  itu,  meskipun pendapatan petani pada umumnya
            tidak  terlalu  tinggi,  tetapi  kesempatan  memperoleh  hasil  panen
            atas  tanah sawah seluas 60 ubin  bagi petani yang  tidak memiliki
            tanah  sawah  sangat membantu mereka  dalam memperoleh
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187