Page 185 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 185
176 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
sawah di desa ini dari ancaman para pembeli tanah. Kondisi sosial
dan ekonomi petani Desa Prigelan, kepentingan-kepentingannya,
dan sistem nilai yang dianut petani merupakan latar belakang bagi
hadirnya strategi pemilikan tanah.
Kelompok tani mendukung strategi pemilikan tanah, karena
dapat membuka kesempatan pada petani untuk berkegiatan ekonomi
dengan tetap berhubungan langsung dengan alam (tanah). Sistem sosial
dan budaya di Desa Prigelan mampu mendukung penerapan strategi
pemilikan tanah, dengan cara mendorong petani agar giat menggarap
tanah sawah yang ada di desa ini. Selain itu, strategi pemilikan tanah
yang diterapkan telah menciptakan sistem sosial dan budaya baru,
berupa batasan agar orang dari desa lain tidak membeli bidang tanah
sawah di desa ini. Inilah perubahan yang diciptakan oleh strategi
pertanahan, khususnya strategi pemilikan tanah. Setelah secara kolektif
diberlakukan strategi pemilikan tanah, barulah secara individual masing-
masing petani mengisi “cekungan” kesempatan yang timbul. Tradisi dan
semangat petani yang khas Desa Prigelan berkesempatan tampil, seraya
tetap memperhatikan dan menyerap tradisi serta semangat yang dibawa
oleh para penyuluh pertanian yang datang ke desa ini.
Ketiga, strategi penggunaan tanah, yaitu mempertahankan
tanah sawah agar tidak diubah ke bentuk penggunaan tanah lainnya.
Strategi ini bermanfaat bagi petani, karena strategi ini bersinergi
dengan strategi pemilikan tanah dalam mempertahankan luas
tanah sawah di Desa Prigelan. Oleh karena adanya sinergi ini, maka
petani Desa Prigelan akan terhindar dari kehilangan kesempatan
menggarap tanah sawah.
Upaya untuk mencegah para petani Desa Prigelan dari ancaman
kehilangan kesempatan menggarap tanah mendapat dukungan
kelompok tani, karena dukungan yang diberikan bermanfaat dalam
mendorong perubahan mindset pertanahan yang dimiliki petani.