Page 183 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 183
174 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
pendapatan. Kesempatan petani yang tidak memiliki tanah sawah
dalam memperoleh pendapatan, mampu mencegah terjadinya
kesenjangan yang besar antara petani pemilik tanah sawah dengan
petani yang tidak memiliki tanah sawah. Dengan demikian dapat
dicegah terjadinya kemiskinan yang meluas, dan dapat didorong
terbangunnya partisipasi masyarakat (termasuk petani) dalam
kegiatan yang digagas Pemerintah Desa (termasuk strategi
pertanahan).
Perhatian Pemerintah Desa Prigelan dan petani yang memiliki
tanah sawah pada petani yang tidak memiliki tanah sawah
membuktikan kuatnya persekutuan hidup di desa ini. Kekuatan
persekutuan hidup Desa Prigelan terutama didukung oleh adanya
norma sosial di masyarakat yang juga menjangkau pertanahan.
Norma sosial tersebut antara lain norma penguasaan tanah, yang
memberi perhatian pada petani yang tidak memiliki tanah sawah,
sehingga mereka mampu melakukan kegiatan produksi, terutama
padi dan kedelai (strategi pemanfaatan tanah). Oleh karena
itu, terbuka peluang bagi upaya kegiatan pertanian yang hasil
produksinya diorientasikan ke pasar.
Orientasi pasar pada produk pertanian Desa Prigelan mewujud
karena adanya strategi penguasaan tanah, yang memberikan
hak garap atas tanah sawah seluas 60 ubin bagi petani yang tidak
memiliki tanah sawah. Hal ini pulalah yang menjadi dasar bagi
kelompok tani, untuk mendukung strategi pertanahan, terutama
ketika kegiatan utama masyarakat Desa Prigelan berupa pengolah
dan pemanfaatan tanah pertanian. Dasar bagi kelompok tani dalam
mendukung strategi pertanahan semakin kuat, ketika diketahui
bahwa sumberdaya alam yang paling utama dan penting bagi
masyarakat adalah tanah, khususnya tanah pertanian.