Page 85 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 85

76    Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            relation diperlihatkan melalui penyaluran berbagai bantuan kepada
            petani dengan memanfaatkan peran gapoktan dan kelompok tani.
                Penerapan power over relation seraya memperlihatkan power to
            relation, membentuk permukaan sosial berupa hubungan para aktor
            (pemerintah desa, gapoktan,  kelompok  tani, dan  petani) di  Desa
            Prigelan yang nampak sebagai sebuah kerjasama, seolah-olah tidak
            memberi ruang bagi terjadinya konflik. Meskipun ketika didalami
            ternyata ada  “suara”  ketidak-puasan dari  Untung dan  Bambang
            Herlambang. Kerjasama  yang nampak  di  permukaan  sosial ini
            dibangun  dengan memelihara  relasi kuasa  yang bersifat  power
            to,  sebagai  skema  resolusi  konflik  melalui  upaya  penyeimbangan
            kekuasaan antar aktor. Skema ini mengatur  pola hubungan antar
            aktor pada ranah pertanian,  dengan  memusatkan perhatian  dan
            orientasi pada kesejahteraan petani.
                Power to relation  terlihat  setelah berbagai bantuan  diterima
            petani melalui Pemerintah Desa Prigelan,  yang  disalurkan  oleh
            Gapoktan “Mekar Sari” dan kelompok-kelompok tani di desa ini. Hal
            ini kemudian mengkonstruksi  solidaritas  petani,  terutama  dalam
            memperjuangkan kepentingan bersama, yaitu terwujudnya keadilan,
            kesejahteraan, dan harmoni sosial di Desa Prigelan. Secara konsisten
            solidaritas terus dibangun berbasis perilaku para petani yang sesuai
            dengan strategi pertanahan, sambil terus berupaya mengatasi efek
            samping atas penerapan strategi pertanahan.
                Perilaku petani  terus  berkembang  sesuai  dinamika zaman,
            dengan  tetap memperhatikan  strategi  pertanahan. Prospek  dan
            manfaat  strategi  pertanahan  terus  menerus  diinformasikan  dari
            generasi ke  generasi,  termasuk insentif  sosial berupa  penerimaan
            masyarakat atas  perilaku  yang  relevan dengan  strategi  tersebut.
            Informasi menjadi instrumen  yang  efektif  dalam mendukung
            pemahaman dan pelestarian strategi pertanahan. Bahkan dapat pula
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90