Page 81 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 81

72    Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
                Keempat, Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan dan 12 kelompok
            tani  di Desa Prigelan bersedia mendukung  strategi  pemanfaatan
            tanah,  karena relevan  dengan  kepentingan profesionalitasnya.
            Sebagaimana  diketahui Pemerintah Desa Prigelan menerapkan
            strategi pemanfaatan tanah berupa optimalisasi bidang-bidang tanah
            yang ada di Desa Prigelan. Wujud strategi ini berupa pemanfaatan
            tanah bagi usaha tanaman padi dan kedelai.

                Solidaritas yang diperlihatkan oleh Gapoktan “Mekar Sari” Desa
            Prigelan dan 12 kelompok tani di desa ini merupakan hasil ikhtiar
            Pemerintah Desa Prigelan, yang: (1) menerapkan power over relation,
            dengan menempatkan perangkat desa sebagai ketua gapoktan dan
            ketua  pada salah satu  dari  dua  belas  kelompok  tani; sambil  (2)
            memperlihatkan  power to relation,  dengan menunjukkan bukti
            bahwa segenap upaya dilakukan untuk  memberdayakan petani di
            desa ini. Pemerintah Desa Prigelan memanfaatkan para perangkat
            desa,  terutama  yang menjabat  sebagai ketua  gapoktan  dan ketua
            kelompok  tani, untuk  memberi penjelasan  kepada petani  dan
            masyarakat pada umumnya tentang strategi pertanahan.
                Informasi yang diberikan melalui penjelasan interpersonal ini
            berlangsung efektif, karena dilakukan dalam kelompok kecil yang
            melibatkan partisipan secara aktif. Contoh, Ketua Gapoktan “Mekar
            Sari” Desa Prigelan memberi  penjelasan kepada 12  orang ketua
            kelompok tani, dan masing-masing ketua kelompok tani memberi
            penjelasan  kepada  para  anggotanya.  Penjelasan  berisi  strategi
            pertanahan dan perilaku yang diharapkan dari para petani, dengan
            memberi keyakinan bahwa perilaku tersebut mudah dilaksanakan,
            misal  perilaku  yang  berkaitan  dengan penguasaan, pemilikan,
            penggunaan, dan pemanfaatan tanah.

                Kesediaan para pemilik tanah (termasuk pemilik tanah sawah),
            petani  yang menerima  tanah buruhan, Gapoktan “Mekar Sari”
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86