Page 75 - RATA: Manual Menilai Konflik Tenurial secara Cepat
P. 75

64    Gamma Galudra, dkk.

            oleh para pembuat kebijakan di pemerintah setempat
            (kabupaten dan provinsi) dan juga di tingkat pemerintah
            pusat. Tahun 1999, pemerintah menyerahkan bekas
            proyek tanah gambut sejuta hektar itu kepada pemerintah
            provinsi. Pemerintah provinsi pun menggunakan kewe-
            nangan itu untuk membagi-bagikan area itu untuk kon-
            sesi pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. Tetapi
            kemudian pemerintah pusat mengambil alih lagi kewe-
            nangan itu di tahun 2007. Kebingungan pun semakin
            parah, karena sebagian besar area itu telah dialokasikan
            oleh pemerintah setempat untuk konsesi pertambangan
            dan kelapa sawit sejak tahun 2004, dan beberapa area
            sudah beroperasi aktif. Lalu tahun 2008 pemerintah pusat
            mengalokasikan tanah itu untuk tujuan konservasi dan
            rehabilitasi. Hingga sekarang, masih ada ketidakpastian
            besar tentang cara terbaik untuk menghilangkan ke-
            bingungan tentang pengelolaan dan alokasi hak.


            b. Konflik dan sengketa tanah yang terjadi

                Dampak utama bermacam interpretasi dan kebijakan
            yang saling berbenturan itu adalah terjadinya konflik dan
            munculnya sengketa klaim penguasaan tanah yang terjadi
            di antara komunitas dan di dalam komunitas yang bermu-
            kim di area bekas proyek gambut sejuta hektar. Akibatnya,
            konflik dan sengketa klaim itu berdampak pada sistem
            penguasaan tanah dan menyebabkan ketidakpastian
            penguasaan tanah.
                Tahun 2004 sebuah perusahaan perkebunan sawit
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80