Page 71 - RATA: Manual Menilai Konflik Tenurial secara Cepat
P. 71

60    Gamma Galudra, dkk.

                Untuk mencegah agar kepentingan-kepentingan itu
            jangan sampai meluas, pada Juli 2008, pemerintah provin-
            si mengedarkan sebuah nota bagi semua dinas provinsi
            dan kabupaten yang memerintahkan mereka untuk tidak
            memproses tiap permohonan sertifikat atau hak hingga
            alokasi penggunaan tanah di Kalimantan Tengah yang
            saling berbenturan itu selesai. Meskipun sebagian besar
            konsesi perkebunan sawit memang menunggu proses
            selesainya sertifikat tanah mereka, tetapi nota itu tidak
            automatis menghentikan konsesi itu untuk beroperasi
            penuh.
                Menurut kebijakan nasional itu, pemerintah kabu-
            paten harus menghapuskan beberapa ijin konsesi
            perkebunan sawit (Keputusan Pemerintah Kabupaten
            Kapuas no. 89/2009). Itu adalah sebuah tindakan yang
            didukung oleh pemerintah provinsi (Peraturan Daerah
            Provinsi Kalimantan Tengah no. 525/05/EK, tertanggal
            20 Januari 2009). Akan tetapi tidak semua konsesi
            dibatalkan. Penutupan aktivitas operasional konsesi
            perkebunan sawit akan menjadi tugas bagi pemerintah
            kabupaten karena banyak konsesi itu sudah mendapatkan
            arahan lokasi dan ijin pembukaan lahan jauh sebelum
            Perda provinsi itu diedarkan.
                Ironisnya, sedikit sekali konsesi yang dilengkapi oleh
            analisis dampak lingkungan untuk memenuhi syarat
            hukum selanjutnya. Keputusan Menteri Lingkungan
            Hidup no. 5/2001 mengharuskan tiap pemegang konsesi
            untuk mengadakan analisis dampak lingkungan itu
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76