Page 66 - RATA: Manual Menilai Konflik Tenurial secara Cepat
P. 66

RaTA: Manual Penilaian Cepat ...  55

              rugi yang “adil” bagi kerugian mereka atas hilangnya hak
              guna tanah. Dampak proyek tanah gambut sejuta hektar
              itu bukan hanya hilangnya mata pencaharian komunitas,
              tetapi juga timbulnya ketidakpastian akses dan penggu-
              naan berkelanjutan mereka atas hak tanah mereka. Tidak
              adanya dasar hukum untuk aktivitas yang ditetapkan
              pemerintah itu pun memunculkan masalah nantinya,
              ketika tujuan kebijakan pusat bergeser.


              d. Proyek Tanah Gambut Sejuta Hektar pada era
                 kebijakan desentralisasi: era akses terbuka

                  Setelah kekuasaan Soeharto berakhir, lewat beberapa
              keputusan presiden, seperti Keputusan Presiden  No. 80/
              1998, No. 74/1998, No 133/1998 dan No. 80/1999, maka
              pemerintah pusat memutuskan menghentikan proyek
              tanah gambut sejuta hektar itu dan menyerahkan hak
              kelolanya kepada pemerintah provinsi. Hal itu menjadi
              tanda bermulanya periode “otonomi daerah”. Pemerintah
              mengeluarkan Undang-undang no. 62/1998, yang mem-
              berikan kewenangan atas sejumlah urusan kehutanan
              kepada bupati. Ketika kebijakan desentralisasi itu dijalan-
              kan tahun 2001, maka pemerintah kabupaten Kapuas pun
              segera mengeluarkan sebanyak mungkin konsesi skala
              kecil dan mulai memungut pajak dari perusahaan konsesi
              hutan. Selama masa itu, bupati dan gubernur pun diijinkan
              memberi ijin penebangan hutan per tahun 100 ha dan
              konsesi hutan kecil 10.000 ha bagi pemilik lahan pribadi,
              komunias dan pemilik hutan adat. Pemerintah kabupaten
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71