Page 61 - RATA: Manual Menilai Konflik Tenurial secara Cepat
P. 61

50    Gamma Galudra, dkk.

            undang pertanahan negara. Munculnya Orde Baru tahun
            1965 menimbulkan beralihnya kekuasaan pemerintah pusat.


            b. Munculnya konsesi hutan dan runtuhnya
               hukum adat

                Selama pemerintahan Soeharto (1965-1998), peme-
            rintah mengeluarkan banyak ijin untuk perusahaan
            internasional maupun perusahaan nasional untuk meng-
            eksploitasi tanah hutan, meskipun ada persoalan yang
            belum selesai tentang bagaimana pemerintah meman-
            dang hak penggunaan tanah adat yang tercantum pada
            undang-undang negara. Sebuah studi yang dilakukan oleh
            Direktorat Jenderal Urusan Agraria tahun 1970-an meneliti
            adanya hak penggunaan tanah adat di Kalimantan
            Tengah, dan menyatakan bahwa lembaga adat telah
            semakin lemah. Akhirnya, pernyataan itu menunjukkan
            bahwa penggunaan tanah oleh komunitas yang ada itu
            tidak bisa diakui sebagai hak guna tanah (Abdurrahman,
            1996). Di paruh kedua tahun 1970-an, pemerintah menge-
            luarkan Undang-undang no. 5/1979, yang kemudian meng-
            hapus proses tradisional dan mengganti peran Damang
            sebagai pemimpin komunitas dengan kepala desa yang
            dipilih oleh pemerintah. Undang-undang baru itu meng-
            hancurkan sistem hukum dan pembuatan keputusan adat,
            dan merongrong kepercayaan orang atas lembaga adat.
                Beberapa akademisi menentang penafsiran itu
            (Abdurrahman, 1996; Mahadi, 1978; Yanmarto 1997), teta-
            pi pemerintah tetap bersikukuh dengan pendapat mereka
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66