Page 59 - RATA: Manual Menilai Konflik Tenurial secara Cepat
P. 59

48    Gamma Galudra, dkk.

            Beberapa hak guna tanah adat yang ada dan diakui selama
            jaman itu dan masih dipraktikkan hingga sekarang antara
            lain adalah (Usup dll., 2008; WALHI, 1997; Biro Peme-
            rintahan Desa, 1996):
            1. Eka Malan Manan Satiar adalah hak bagi komunitas
               setempat untuk berburu hewan, membuka hutan un-
               tuk ladang, dan mengumpulkan hasil hutan non kayu
               seperti damar, gemor, jelutung, rotan dan panting.
               Daerah itu disebut sebagai tanah yang digunakan oleh
               komunitas, dan biasanya memiliki lebar lima kilome-
               ter di sekeliling pemukiman komunitas.
            2. Kaleka adalah sebutan untuk sebuah pemukiman
               komunitas adat kuno yang telah ditinggalkan dan su-
               dah menjadi hutan sekunder. Area itu dianggap seba-
               gai tempat yang suci dan dianggap sebagai tempat
               yang berada di bawah hak tanah adat komunal.
            3. Petak bahu adalah sebuah area bekas ladang berpindah
               yang telah berubah menjadi hutan tanaman, sebagian
               besar petak bahu itu ditanami durian, cempedak, karet
               dan rotan, beserta regenerasi hutan alamnya. Banyak
               pengolah ladang bergulir itu sebenarnya berdasarkan
               hak terdahulu, dibolehkan menggunakan dan mengum-
               pulkan hasil hutan di situ.
            4. Pahewan/tajahan dan sepan adalah area hutan suci, di
               situ komunitas setempat memiliki hak dan kewajiban
               untuk melindungi area itu dari aktivitas penggunaan
               tanah apa pun.
            5. Beje adalah sebutan untuk kolam ikan yang dibuat
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64