Page 121 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 121

d.   Usaha-usaha yang bersifat monopoli swasta harus dicegah (pasal 13
                     ayat (2) UUPA).

            2.  Sifat Usaha

                a.   Harus dicegah penguasaan atas kehidupan dan pekerjaan orang lain
                     yang melampaui batas (pasal 11 UUPA).
                b.   Perlindungan terhadap golongan ekonomi lemah, sepanjang tidak
                     bertentangan dengan kepentingan nasional (pasal 11 UUPA).
                c.   Pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan
                     sosial (bidang perburuhan dalam pengusahaan tanah), pasal 13 ayat
                     (4) UUPA).

                Tujuan/Saran Kerjasama
            1.   Mewujudkan kerjasama berdasarkan kepentingan bersama dalam rangka
                kepentingan nasional (pasal 12 UUPA).

            2.   Peningkatan produksi dan kemakmuran rakyat (pasal 13 ayat (1)).
            3.   Menjamin bagi setiap warga Negara Indonesia derajat hidup yang sesuai
                dengan martabat manusia (pasal 13 ayat (2)).

                Azas-azas dalam penggarapan atau pengusahaan tanah tersebut dalam
            dituangkan didalam peraturan-peraturan pelaksanaan.

            D.  SARAN
            Golongan yang memiliki tanah kurang dari 0,1 hektar pada tahun 1963 di
            Jawa ditaksir sebanyak 4,0 juta rumah tangga.
                Karena di Jawa praktis tidak ada tanah pertanian tersisa bagi lapisan
            terbawah ini dan program transmigrasi hanya mampu memberi peluang
            secara sangat terbatas, tidak ada cara lain dari pada menyalurkan sebagian besar
            mereka ke bidang lain luar pertanian.

                Namun demikian untuk dapat mengatasi masalah-masalah pembang-
            unan yang berkaitan dengan pertanahan sebagai digambarkan di atas dan
            langkah-langkah yang perlu segera diambil oleh pemerintah.
                Langkah-langkah ini mendasari kebijaksanaan pemerintah dalam
            pelaksanaan landreform yang dalam GBHN 1973 belum disinggung



                                            86
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126