Page 39 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 39

maka partisipasi rakyat daerah pedesaan dalam usaha pembangunan
                nasional menghadapi kesukaran. Selain itu perasaan resah dapat
                meluas dari kehidupan ekonomi ke arah kehidupan sosial politik yang
                meruncing.

                Terlebih dengan ciri khas kebudayaan Indonesia yang sangat menjunjung
                tinggi sifat dan semangat gotong-royong, perbedaan-perbedaan yang
                terlalu menyolok mengenai penguasaan tanah mudah sekali memperkuat
                keresahan sosial politik.
                Tujuan pemecahan permasalahan tanah yang antara lain ditangani
                dengan landreform seyogyanya bukan saja dibatasi pada usaha redistribusi
                tanah. Satu sama lain hal itu perlu mencakup juga usaha-usaha yang
                memperbaiki keserasian hubungan-hubungan yang berlaku di daerah
                pedesaan akibat ketimpangan struktur agraris dewasa ini.

                Disparitas sosial dan politik yang kini sudah nampak di daerah pedesaan
                dapat diatasi dengan mengusahakan program yang di satu pihak membina
                dan menggalakkan lembaga-lembaga desa yang demokratis, baik yang
                tradisional maupun yang mutakhir, dan di pihak lain sekaligus membina
                dan mengembangkan lembaga-lembaga pendukung (supporting
                institutions) seperti koperasi, kredit, penyuluhan dan pendidikan.
                Dalam usaha memperkuat kedudukan petani sehubungan dengan
                pengembangan lembaga-lembaga penunjang tadi partisipasi dari petani-
                petani membutuhkan penyaluran efektif, agar mereka pun merasa dan
                yakin bahwa mereka memainkan peranan sebagai salah satu saka aktif
                dan pokok dalam pembangunan nasional.
            4.  Dalam pembahasan yang berikut, dan dalam penelaahan dan penelitian
                yang sedang dan akan dilaksanakan mengenai masalah pertanahan, kita
                berpangkal tolak pada peranan tanah di bidang pertanian. Selama masa
                waktu 10 tahun yang terjangkau oleh PELITA I dan II, sektor pertanian
                (dalam arti luas mencakup: produksi. makanan, hasil bumi perkebunan,
                perikanan, petemakan, kehutanan) merupakan  sektor kegiatan yang
                pokok. Walaupun dalam pembangunan tahap-tahap selanjutnya sektor-
                sektor lain diluar pertanian diperkirakan menjadi semakin penting,
                namun sektor pertanian tetap mengambil peranan yang cukup menonjol.


                                            4
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44