Page 40 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 40

Hal itu setidak-tidaknya berlaku untuk Tahap REPELITA III. Pada
                tahun 1975 sektor pertanian penyumbangkan hampir 37 persen
                terhadap pendapatan nasional (produk domestik bruto, PDB).
                Walaupun di dasawarsa-dasawarsa mendatang peranan pertanian secara
                relatif diperkirakan menurun (sebagai persentase dari pendapatan
                nasional: 28% di tahun 1985 dan 20% di tahun 2000), hal itu adalah
                karena diharapkan dan diperkirakan terlaksananya peningkatan dan
                perluasan sektor-sektor di luar pertanian (industri manufacturing dan
                sektor penunjang/jasa). Secara absolut produksi pertanian diperkirakan
                meningkat dengan 1,5 kali lipat dalam periode 1975-1985 dan hampir
                3,5 kali lipat dalam periode 1985-2000). 1

                Selain itu, pertanian masih tetap merupakan lapangan kerja dan sumber
                nafkah mata pencaharian yang terpenting bagi sebagian besar penduduk
                kita. Pada tahun 1971 hampir 25 juta tenaga kerja atau 66% dari
                angkatan kerja mendapat pekerjaan di sektor pertanian. Proyeksi untuk
                tahun 1985 adalah 28 juta tenaga kerja atau 50% dari angkatan kerja dan
                untuk tahun 2000 sejumlah 34 juta tenaga kerja atau 40% dari angkatan
                kerja.
                Lagi pula, sektor pertanian tetap merupakan sumber penerimaan
                devisa yang berarti. Pada tahun 1976 pertanian menyumbangkan 35%
                terhadap total nilai ekspor negara kita, sedangkan proyeksi untuk tahun
                1985 adalah 35% dan untuk tahun 2000 meningkat sampai 50%. 2

            5.  Kelangkaan tanah (dan air) seperti yang telah disinggung diatas dan yang
                kini paling terasa di pulau Jawa, Madura dan Bali, pada tingkat pertama
                adalah berkenaan dengan pertambahan penduduk. Perkiraan tentang
                jumlah penduduk Jawa-Madura pada tahun 1975 adalah 83 juta jiwa
                dan proyeksi untuk tahun 1985: 100 juta jiwa.
                Sehingga kepadatan penduduk rata-rata di Jawa-Madura terletak pada
                630 jiwa per kilometer persegi di tahun 1975, 760 jiwa per kilometer


                1   Proyeksi tersebut di atas berdasarkan hasil sementara penelitian Studi Perspektif
            Jangka Panjang Perekonomian Indonesia Tahun 2000 (Studi PJP-2000).
                2   Ekspor hasil pertanian meliputi: karet, kayu, ikan dan temak, makanan temak,
            kopi, teh, tembakau, lemak nabati, rempah-rempah dan hasil pertanian lainnya.


                                            5
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45