Page 41 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 41

persegi di tahun l985 dan 960 jiwa per kilometer persegi di tahun 2000.

                Pada dewasa ini diperkirakan bahwa 80% lebih dari seluruh penduduk
                pulau Jawa masih bermukim di daerah pedesaan (dalam arti:  rural
                population).
                Sementara ini masalah pertanahan di luar Jawa-Madura dan Bali
                sepintas kilas menimbulkan kesan bahwa pemecahannya belum terlalu
                mendesak, karena kelihatannya masih memberi kemungkinan besar
                untuk ekstensifikasi tanah atau areal pertanian dan pemukiman.

                Namun dari data yang disajikan oleh kasus Sumatera Barat dan Aceh
                jelas tercermin bahwa sejumlah faktor lain seperti keadaan alam dan
                kekurangan prasarana, kurang subumya tanah dibandingkan dengan
                Jawa dan Bali, pertumbuhan penduduk yang sama derasnya, dan
                kekuatan ikatan serta batasan-batasan hukum adat, cukup mengeruhkan
                masalah pertanahan juga. Kecenderungan ini seyogianya segera
                ditangani, justru oleh karena beberapa proyek nasional yang besar
                dilaksanakan di Sumatera, diantaranya perkebunan, persoalan P.H.P
                program transmigrasi dan pemukiman, pembangunan jalan lintas dan
                pengembangan jalur-jalur komunikasi.
                Segala sesuatu itu memerlukan penelitian dan penanganan dalam jangka
                pendek, agar banyak masalah yang telah merumitkan keadaan di Jawa-
                Madura dan Bali tidak berulang di pulau-pulau lain dalam wilayah
                Tanah Air kita.
                Mengingat masalah pertanahan yang sudah begitu mendesak di
                Jawa-Madura (dan juga Bali) berhubung dengan sektor pertanian
                dan  kepadatan  penduduk,  maka  pelaksanaan  penelitian  pada  saat
                dan tahap ini diarahkan terlebih dahulu pada permasalahan di Jawa,
                Madura dan Bali. Hal ini sekali-kali tidak boleh diartikan seakan-akan
                permasalahan sekitar pertanahan di luar Jawa, Madura, Bali dianggap
                titik penting. Penelaahan pada perkembangan keadaan di Jawa-Madura-
                Bali semata-mata didasarkan atas pertimbangan relevansi mendesaknya
                             3
                permasalahan,  maupun data-data dan hasil penelitian yang sudah
                3   Khusus menyangkut masalah pangan, tebu, perikanan tambak, garam, pengairan,
            dan sebagainya.


                                            6
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46