Page 222 - Mozaik Rupa Agraria
P. 222

diatur UUPA Pasal 7 dan 17, dan/atau pengabaian Instruksi Kepala
           Daerah DIY oleh BPN karena bukan produk hukum apapun.
                 Handoko  berharap  agar  pemerintah  pusat  turun  ke  DIY
           menyelesaikan persoalan diskriminasi etnis dan ras dalam bidang
           pertanahan ini, sebab tidak mungkin dilakukan pemerintah daerah
           karena  situasi  yang khas. Di DIY, Kasultanan  Yogyakarta  dan
           Kadipaten Pakualaman biasa memberikan gelar kebangsawanan
           kepada para pejabat pemerintah, tokoh publik, bahkan akademisi
           misalnya:
               Kepala  Kanwil  BPN  Propinsi  DIY  (Arie  Yuriwin, SH,  MSi
           atau Nyi Raden Riya Kismanggalawati), Kepala BPN RI 2009-2014
           (Hendarman Supandji atau KRT Panjiwidura), Kepala Kejaksaan
           Tinggi DIY (Ali Mutohar alias Kanjeng Mas Tumenggung/KMT
           Nitiwidyaksa);  Kepala Kantor  Wilayah Pajak DIY (Djangkung
           Sudjarwadi  alias KMT  Wasitapranadipura); Guru Besar Sejarah
           UGM  (Prof.  Dr.  Djoko Suryo  alias KRT.  Suryohadibroto);  dan
           advokat swasta yang selalu dipercaya Keraton (Dr. Achiel Suyanto,
           SH  alias KRT. Nitinegoro).  Tentu  saja  para  anggota Parampara
           Praja,  diantaranya Suyitno, SH; Prof.  Amin  Abdullah, Prof. Dr.
           Mahfud MD; dan Prof. Dr. Edy Suandy Hamid.

               Jika masalah ini dibiarkan menggantung  tanpa keadilan di
           ujung maka bayang-bayang ketidakhadiran HAM menghantui DI
           Yogyakarta. Apakah diskriminasi etnis dan ras dijadikan isu yang
           terus-menerus dirawat untuk kepentingan kelompok tertentu?
















                                          Hak Asasi Manusia dan Agraria  209
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227