Page 218 - Mozaik Rupa Agraria
P. 218

buang energi toh bisa pinjam nama. Sedangkan yang mendukung
           hanya  di balik  layar  saja.  Alasan  kurang  lebih  tidak  berani
           menentang penguasa terang-terangan.”
               Apakah ada hambatan politik dari perjuangan hukum yang
           sudah terang-benderang duduk perkaranya ini?

               “Secara politik BPN tidak memiliki kemauan untuk menghapus
           diskriminasi pertanahan di DIY, di mana BPN masih menjalankan
           praktik  pribumi dan non  pribumi.  BPN selalu merujuk kepada
           Keraton sebagai upaya membenarkan perbuatannya, padahal BPN
           adalah lembaga resmi negara yang mengurus tentang pertanahan.
           Keraton tidak diberikan kewenangan untuk mengurus tanah yang
           bukan milik Keraton.”  ujar narasumber  yang  enggan  ungkap
           identitasnya.
               Sunarsih dan Sofyan satu tanah ruang dengan seluruh WNI,
           namun untuk  memerangi  diskriminasi  sesama WNI  ternyata
           seluruh WNI belum satu darah juang.


           Pribumi/Non Pribumi: Rasionalisasi Rasialisme
               Willie  Sebastian,  Ketua  Gerakan  Anak  Negeri  Anti
           Diskriminasi  (GRANAD),  menerima  telepon dari  orang  tak
           dikenal.

               “Bapak memusuhi  Kraton?”,  tanya  seseorang  itu,  setelah
           memastikan identitas Wille Sebastian.

               “GRANAD  tidak ada  urusan dengan  Kraton,  tetapi  dengan
           Gubernur DIY” jawab  Willie  Sebastian,  “apakah  Bapak kerabat
           Kraton?”, Willie balas bertanya.
               “Bukan”

               “Kok protes?” tanya Willie

               “Saya mau bela Kraton”, jawab orang itu.


                                          Hak Asasi Manusia dan Agraria  205
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223