Page 240 - Mozaik Rupa Agraria
P. 240
mereka di Empangau. Namun, hal itu dirasa lebih baik, dari pada
harus jauh ke ibu kota kecamatan.
Sekolah Menengah Atas Peduli Danau Lindung (SMA PDL),
demikian nama sekolah tersebut. Nama Danau Lindung diambil dari
kawasan kebanggaan desa, sebuah danau yang ditetapkan sebagai
daerah konservasi arwana merah, ikan endemik Kapuas. Nama itu
sekaligus menjadi penanda bahwa sekolah itu adalah hasil inisiatif
dan gotong royong warga melalui Rukun Nelayan. Sebelumnya TK
yang ada di Empangau Hilir juga merupakan hasil pemasukan dari
danau dan sungai-sungai yang dikelola oleh kelompok nelayan.
Tidak hanya mendirikan, organisasi nelayan ini juga bertanggung
jawab untuk menyubsidi dana pendidikan dan menggaji guru-guru
SMA, orang-orang Empangau yang sebelumnya punya kesempatan
untuk menempuh pendidikan tinggi. Subsidi yang diberikan oleh
kelompok nelayan tersebut mencapai puluhan juta tiap tahunnya.
Dana organisasi selain untuk menyubsidi sekolah juga dipakai
untuk keperluan lainnya. Sebagian kecil dana tersebut dipakai
untuk kebutuhan internal, lainnya dialokasikan untuk kegiatan
keagamaan, serta bantuan langsung pada warga, seperti selamatan
haji, santunan duka, dan sebagainya.
Empangau, Kampung Nelayan di Tepi Kapuas
Dalam tulisan ini, yang dimaksud sebagai Empangau adalah
dua desa yang berdampingan, yaitu Desa Empangau dan Desa
Empangau Hilir. Desa Empangau Hilir adalah hasil pemekaran Desa
Empangau pada tahun 2011. Meskipun secara administratif sudah
berpisah, sudah ada batas-batas geografis yang ditentukan, kedua
warga desa sepakat bahwa tidak ada pemisahan dalam wilayah
kerja. Tidak adanya pemisahan wilayah kerja ini terjadi karena
penduduk di Empangau dan Empangau Hilir berkepentingan
terhadap sumber daya alam sebagai sumber penghidupan mereka.
Klaim ini juga didukung dalam relasi kekerabatan yang dekat dan
Agraria Perairan, Pesisir dan Perdesaan 227