Page 290 - Mozaik Rupa Agraria
P. 290

Nelayan, Petani dan Buruh

                  dalam Reforma Agraria                 1

                  Kus Sri Antoro 2















                Terlepas dari semua pandangan orang di luar sana
                tentang perjuangan kami,

                kami di sini dengan tetap bertani dan berkumpul
                membangun sebuah kekuatan rakyat yang benar-
                benar berjuang untuk mempertahankan hak hidup dan
                kehidupan kami dengan cara kami sendiri, cara petani.
                 Kami memilih jalan ini karena melihat kenyataan bahwa
                hari ini hukum sudah tidak bisa dipercaya.
                Negara berpihak kepada modal daripada moral rakyatnya.
                Lembaga Non Pemerintah lebih mengikuti kehendak
                penyandang dana daripada turut menyelesaikan kasus
                rakyat.
                 (Petani Lahan Pantai DIY, MAJALAH BALAIRUNG,
                Edisi 46, September 2012)






           1   Versi awal tulisan ini berjudul Ketika Nelayan Kehilangan Sampan, Petani Kehilangan Lahan,
               dan Buruh Kehilangan Kuasa atas Pekerjaan, disampaikan dalam Diskusi Majalah Balairung
               UGM, 2 April 2013. Tulisan ini sedikit dikembangkan untuk mencoba menautkan kebutuhan
               nelayan, tani, dan buruh dalam satu nafas perjuangan agraria.
           2   Petani-peneliti, Relawan Forum Komunikasi Masyarakat Agraris (FKMA)
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295