Page 291 - Mozaik Rupa Agraria
P. 291
Membayangkan agraria semata sebagai sebidang tanah sama
seperti membayangkan belajar sebagai sekolah. Membayangkan
agraria semata sebagai pertanian sama seperti membayangkan
belajar sebagai pendidikan. Apakah belajar identik dengan
sekolah dan pendidikan? Kenyataannya, mereka yang bersekolah
belum tentu belajar, dan belajar tak melulu harus bersekolah.
Demikian pula, belajar tak selalu harus masuk dalam sistem
pendidikan. Bahwa pendidikan merupakan pelembagaan proses
belajar adalah tidak salah, dan sekolah merupakan satu paket
metode dan materi proses belajar adalah boleh jadi benar. Tetapi,
belajar lebih umum dari sekedar pendidikan dan sekolah karena
sebelum sistem pendidikan dan sekolah ada; manusia telah
belajar, hal yang menyedihkan: imajinasi tentang sekolah terhenti
pada bangunan—yang sesungguhnya tak berbeda dengan LAPAS
untuk memenjara nalar kritis dan kreatifitas. Sekolah adalah
tempat kegiatan belajar terlaksana, tanah adalah tempat agraria
bekerja. Agak naif, bukan?
Sampai di sini, apa imajinasimu tentang agraria?
Berbincang tentang agraria, saya lebih suka menyederhanakan
pemahaman, meski hal itu tak berarti menyederhanakan
persoalan yang memang tak sederhana. Merujuk pada apa yang
dimaksudkan sebagai agraria oleh UUPA, bahwa agraria adalah
bumi, air, dan udara, imajinasi saya (masih) berhenti pada ruang
dan isinya.
Apa itu ruang?
Meminjam diskursus fisika, ruang adalah dimensi yang
hadir sebagai akibat dari keberadaan batas, tanpa batas tak ada
ruang. Batas itu bisa berupa fisik bisa pula imajiner. Contoh ruang
berbatas fisik: kamar mandi; ekosistem laut; ekosistem darat; dan
biosfer (bumi). Contoh ruang berbatas imajiner: garis peta; teritori
negara; batas administrasi; dan wilayah kekuasaan pemangku
278 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang