Page 324 - Mozaik Rupa Agraria
P. 324
Pembuktian tersebut menguatkan komitmen untuk
menekuni sekolah tani yang diselenggarakan Sekti Muda. Tekad
untuk menjadi petani berkesadaran dengan mengkaji ilmu
pertanian mendasar semakin membulat. “Kami ingin mencari
tahu lebih banyak hal teknis yang dapat menjaga kesuburan tanah
dalam jangka panjang lalu menerapkannya dan mempelajari cara-
cara budidaya yang berdampak negatif untuk kelestarian tanah
kemudian meninggalkannya,” tegas salah seorang peserta. Di sisi
lain, kebulatan hati tersebut semakin menggelorakan semangat
saya untuk terus memperkaya wawasan mereka dengan ilmu-ilmu
berfaedah yang dibangun di atas filosofi tani yang benar.
Keseriusan para petani juga saya cermati nampak dari
perilaku di kelas. Tingkat kehadiran sampai pertemuan terakhir
mencapai 80%. 90% peserta membawa buku dan bolpen untuk
mencatat materi yang disampaikan. Di sela-sela penjelasan,
banyak partisipan mengajukan pertanyaan atas apa-apa yang
masih belum dipahami. Seluruh pembelajar masih bersedia
membayar iuran. Kas kelas itu kemudian dibelanjakan untuk
keperluan pendidikan. Seturut pengalaman saya bertahun-tahun
melakoni aktivitas penyuluhan, jarang petani dan kelompok
tani berperilaku demikian. Begitu antusias mengikuti pelajaran.
Bahkan bila sangat terpaksa harus absen, yang bersangkutan tetap
memberi kabar.
Selain karena karakter mereka yang telah lama terbentuk
untuk terbuka terhadap ilmu pengetahuan, saya menduga faktor
materi yang ditawarkan juga punya peran signifikan. Sebagaimana
pernah ditanyakan kepada Pak Sawab selaku ketua kelas, tidak
semua kegiatan peningkatan kapasitas yang ditawarkan pihak-
pihak yang berkepentingan mendapatkan atensi sebaik ini.
Mungkin karena memang sedikit dari penyelenggara yang
mengedepankan tujuan bagaimana menjadi petani berkesadaran.
Deagrarianisasi dan Reforma Agraria 311