Page 328 - Mozaik Rupa Agraria
P. 328

Gambar 1 Gubernur DIY menyataan Tidak Ada Tanah Negara di DIY
                            (Sumber: Bernas 15 September 2015)

               “Jogja Tidak Ada Tanah Negara” mempunyai makna ganda.
           Secara politik, pernyataan  itu  menegaskan  ketiadaan eksistensi
           kekuasaan negara  atas  teritori Negara  di DIY.  Secara  ekonomi,
           pernyataan itu menegaskan klaim kepemilikan aset tanah sebagai
           alat produksi, tentu saja dilekati logika: pemilik adalah pemegang
           kontrol atas apapun yang dimilikinya.

               Sepintas, ada  pertentangan  mendasar antara  Indonesia
           (negara/pemerintah  pusat)  dengan DIY (kekuasaan lokal DIY/
           pemerintah  daerah)  terkait butir-butir  pokok Keistimewaan
           DIY, terutama pertanahan (final diatur UU No 5 Tahun 1960 dan
           turunannya), tata ruang (final diatur UU No 26 Tahun 2007), dan
           pengisian jabatan kepala daerah (diatur UUD 1945 pasal 18 ayat 4
           sebagai dasar UU No 23 Tahun 2014).
               Meski pun pertentangan  fundamental  itu  berdampak pada
           hapusnya hak-hak konstitusional rakyat, sejauh ini reaksi rakyat
           penyintas  terhadap aksi-aksi  sepihak  pengukuh  Keistimewaan



                                      Deagrarianisasi dan Reforma Agraria  315
   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333