Page 476 - Mozaik Rupa Agraria
P. 476

yang mereka lihat  dari  para  transmigran  dari  Jawa. Resistensi
           mereka terhadap program transmigrasi ditunjukan dalam konsep
           otonomi  dan  kepercayaan diri  dalam  kultur  Lampung  yang
           disebut dengan pi’il pesingiri. Keterpinggiran yang mereka alami
           bermula dari nasionalisasi tanah-tanah leluhur dan menurunnya
           kekuatan  politik  pada elit-elit orang  Lampung  sendiri  akibat
           tatanan Orde Baru.  Orang Lampung (Lampungese)  dianggap
           masih terbelakang (backward) dan belum maju (not yet modern).
           Dalam skema transmigrasi, mereka ini kemudian disebut sebagai
           penduduk asli (indigenious people).

               Orang-orang Lampung ini menolak  sistem  pertanian
           pemerintah  yang  diperkenalkan para petani  transmigran  Jawa.
           Keduanya memang memiliki sistem pertanian padi yang berbeda.
           Masyarakat Lampung biasanya menanam  padi  satu kali  dalam
           setahun  dengan menggunakan  varietas  padi lokal  yang harus
           dibesarkan sampai  6  bulan. Buruh  bekerja tiga kali dalam satu
           tahun untuk  membersihkan rumput,  tetapi  mencangkul  atau
           membajak tanah tidak dikenal. Sementara itu, petani transmigran
           Jawa membuat sistem irigasi dengan teknologi sederhana seperti
           pengalihan arus air. Menanam padi dilakukan dua kali dalam satu
           tahun, menggunakan buruh atau tenaga kerja untuk membajak
           sawah.

               Pemerintah meyakinkan bahwa masyarakat lokal Lampung
           pun  bisa  menggunakan  teknik pertanian padi  seperti  yang
           dilakukan  oleh para petani  transmigran.  Seperti  halnya
           yang  dikuatkan oleh  negara,  petani  transmigran dari  Jawa
           memandang  bahwa mencangkul tanah, menggemburkan tanah
           dan  membersihkan  rumput sebagai  hal  yang sangat  penting.
           Cangkul merupakan simbol identitas mereka sebagai petani dan
           ini seringkali dipakai untuk membedakan sistem pertanian orang
           lampung dengan sistem pertanian orang Jawa. Transmigran Jawa



                                Politik Ruang, Populasi dan Kesehatan Mental  463
   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481