Page 491 - Mozaik Rupa Agraria
P. 491
wisata tetaplah kelanjutan dari kolonialisme, utamanya pada
wilayah mental (Gula, 2006 dalam Lusandiana, 2014), yaitu
37
wisatawan menemukan kesenangan dengan melihat yang lain
(eksotisasi).
Perebutan Ruang, Perebutan Kesadaran
Salah satu motivasi kolonialisme ialah hasrat untuk
berpetualang dan menaklukkan, globalisasi menutupi hal ini.
Wisata dalam ragam bentuknya, bagaimanapun juga, belum lepas
dari hasrat untuk menikmati yang berbeda.
Ekspansi modal kapitalisme telah mengambil alih secara paksa
ruang-ruang masyarakat, mereka berjuang mempertahankan
tanah sebagai ruang hidup dan sumber penghidupan di tengah
agresi modal raksasa. Di saat yang bersamaan, para wisatawan
secara sukarela dan sukacita mencerabut diri dari keintiman
mereka dengan tanah asal-usulnya, kampung halamannya, lalu
tinggal di manapun tanpa menjalin keterikatan dengan tanah
manapun.
Proses ini telah memberikan gambaran bahwa di negara-
negara asal wisatawan kapitalisme mampu memotivasi atau
memaksa secara halus orang agar meninggalkan tanah asalnya
dengan menciptakan keseharian yang membosankan (alienasi).
Selain itu, kapitalisme mampu menarik orang dengan segenap
wacana eksotisme dan membuat orang berdaya, merasa mampu,
mau bahkan senang untuk bepergian dalam beragam jenisnya
(Lusandiana, 2014).
Sebelumnya, Marx mengatakan bahwa sejarah manusia
adalah sejarah perjuangan kelas, kemudian Lefebvre mengatakan
bahwa sejarah perkembangan globalisasi kapitalisme adalah
37 Lauren Gula (2006), Backpacking Tourism: Morally Sound Travel or Neocolonial Conquest,
tesis yang tidak diterbitkan, Universitas Dalhousie
478 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang