Page 497 - Mozaik Rupa Agraria
P. 497
4) Apa yang dilakukan atas apa yang didapat?
Pemodal atau pemilik usaha wisata akan mengembangkan
usahanya, bermodalkan dari sebagian laba yang diperolehnya.
Seniman pun demikian dalam jumlah yang sedikit, jika
pendapatannya cukup; jika tak cukup maka hanya akan habis
untuk biaya hidup atau gaya hidup. Produksi laba dari industri
wisata dan karya seni yang melengkapinya akan berlangsung
dengan komposisi yang tak banyak berubah, yaitu pemodal
menjadi patron seniman, kecuali seniman mengambil alih
industri wisata, naik kelas dari buruh seni menjadi pemodal
atau pemilik usaha wisata nan berseni.
5) Apa yang dilakukan para pihak yang terlibat satu sama lain?
Pemodal atau pemilik usaha wisata adalah pihak yang
diuntungkan dari penyertaan seni dalam usahanya, karena
seni sebagai nilai lebih tak dapat mereka hasilkan. Maka
dari itu, patronase ini akan dipelihara. Seniman adalah pihak
yang dieksploitasi tenaga dan idenya, sukarela atau terpaksa.
Boleh jadi akan ada seniman yang memberontak karena
sadar kelas, namun itu tak akan berlangsung lama ketika
seniman pemberontak tersingkir dari komunitasnya yang
lebih menikmati hak istimewa dari posisi seniman selama ini.
“Tak ada yang peduli pada nasib kaum buruh selama mereka
memperoleh kenikmatan dari jerih payah kaum buruh”
(Squidward Tentacel dalam episode Squid’s Strike)
Kembali pada tema JNG, apakah merekayasa Yogyakarta
menjadi kota wisata dengan event seni sebagai branding-nya
merupakan peluhuran pada seni dan kerja seniman atau justru
sebaliknya? Ketika zaman modal mencetak pekerja-pekerja seni
45
atau buruh-buruh seni, semoga masih terjadi keluputan yang
45 Pertanyaan ini masih dalam ranah modernisme, menyesuaikan nalar modernisme dari
industri wisata berupa membranding event seni bagi Yogyakarta sebagai kota wisata.
484 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang