Page 542 - Mozaik Rupa Agraria
P. 542
dibayangi ancaman yang mencekam. Jika Pulung Gantung
itu benar-benar ada, kenapa kejadian serupa hanya menimpa
mereka yang menderita tekanan jiwa? Atau, jangan-jangan
ketika Pulung Gantung itu dipercaya ada, pada gilirannya situasi
sosial justru menciptakan motivasi seseorang untuk bunuh diri?
Tetapi, bukti-bukti penyelidikanku mengarah pada kesimpulan:
mereka dibunuh, entah oleh apa! Lalu, kenapa tidak ada jejak
pembunuhan?
Tidak bisa tidak!
Kasus ini harus aku pecahkan dengan hasil yang meyakinkan
agar aku segera naik pangkat. Jika pangkatku tinggi, aku bisa
menutupi praktikku terhadap Wahyu, Husen, Bayu, Ida, Budi,
Novi, dan yang lain-lainnya. Dua puluh lima tahun perusahaan
gelap ini kubangun, semua akan sia-sia jika rekam jejak karir
mereka yang pernah kubantu terungkap, tamatlah riwayatku. Aku
sudah meraup banyak laba. Langkahku harus lebih dulu daripada
yang lain; sebab, di duniaku kami adalah para serigala yang saling
memangsa.
Satu bulan telah berlalu, bukti-bukti kasus Pulung Gantung
yang kuperoleh belum mengarah pada kemajuan berarti. Masih
sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Wajah Bu Darmi ketika
ditemukan di ladang terus terbayang, sungguh mengerikan.
Bahkan sekarang warga menjauhi rumah Bu Darmi, Marni
berhenti dari pekerjaannya dan mencari pekerjaan lain di kota.
Desas-desus yang lain mulai berhembus. Entah siapa yang
memulai, kabar yang kudengar kematian Bu Darmi karena
perilakunya yang tidak terpuji. Bu Darmi rakus tanah dan doyan
riba. Pulung Gantung memangsanya karena salah satu tanah
warga yang ia rampas adalah tanah keramat. Tentu saja aku tidak
percaya. Bibiku menderita tekanan batin, mungkin benar ia
Politik Ruang, Populasi dan Kesehatan Mental 529