Page 540 - Mozaik Rupa Agraria
P. 540
dan berpegangan pada tali tambang 150 cm yang terkalung erat
itu, menandakan perlawanan. Sungguh mengherankan, jejak-
jejak kaki Bu Darmi tertempel di sepanjang batang pohon itu, dari
pangkal sampai cabang pertama. Sulit dipercaya jika ia berjalan
melawan gravitasi, tegak lurus dengan batang jati. Itu dikuatkan
dengan bukti lain, satu jalur jejak-jejak pada tanah liat basah yang
menuju pohon ini adalah jejak-jejak Bu Darmi. Sisa tanah liat
yang menempel pada telapak kakinya jadi petunjuk. Di kejauhan,
kulihat anak Bu Darmi terkapar pingsan dijaga beberapa warga.
Aku segera memerintah Brippol Wahyu untuk memanggil mobil
patroli, karena untuk mendatangkan ambulan butuh waktu lebih
lama. Sementara Briptu Husen kuperintahkan untuk memasang
garis polisi agar kami bekerja leluasa, termasuk menjaga bukti-
bukti di sekitar lokasi agar tidak rusak karena kerumunan warga.
“Saya yakin itu gara-gara Pulung Gantung, Pak. Bukan cuma
saya yang lihat cahaya terkutuk itu masuk ke rumah Bu Darmi
seminggu yang lalu,” bisik Kepala Dusun, berapi-api. Aku pening
dibuatnya, kasus serupa tahun lalu belum juga terdedah, ini
malah sudah bertambah. Lagi-lagi, Pulung Gantung dituduh jadi
penyebab. Entah disadari atau tidak, warga menyebar ketakutan
di antara mereka sendiri, bahwa ada kekuatan gaib yang
menggerakkan orang-orang tertentu untuk mengakhiri hidup
dengan seutas tali, tanpa bisa dicegah.
Tahun lalu, Tiara ditemukan tak bernyawa, kondisinya sulit
dipercaya. Gadis 9 tahun itu tercekik dalam posisi duduk pada
kursi di dalam kamarnya. Seutas tali tampar pendek terikat erat di
kaki kursi melewati celah pada sandaran punggung, lalu berakhir
di lehernya. Posisi jenasah itu duduk membungkuk, seolah-olah
mengencangkan tali itu dengan bertumpu pada berat badannya
sendiri. Anehnya, jemarinya turut terjerat tali yang mencekiknya,
seakan-akan Tiara mencoba melepaskan diri. Andaikan Tiara
Politik Ruang, Populasi dan Kesehatan Mental 527