Page 130 - Kembali ke Agraria
P. 130

Kembali ke Agraria

               bunan, RUU Sumber Daya Air, RUU Sumber Daya Genetika, RUU
               Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, RUU Pertam-
               bangan, RUU Perikanan, RUU Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
               dan aneka rancangan perundang-undangan lainnya.
                   Selain secara substansi banyak mengandung kelemahan, proses
               penyusunan RUU ini tidak didasarkan konsep yang integratif. Penga-
               juan RUU sektoral yang baru juga dapat dikatakan melompati proses
               peninjauan kebijakan yang masih berlaku dan potensial melanggeng-
               kan sektoralisme dalam pengelolaan sumber daya alam. Yang diper-
               lukan kini adalah pengkajian ulang peraturan perundang-undangan
               (kebijakan) yang ada sebagaimana secara tegas tertuang dalam Tap
               MPR No IX/2001, Pasal 6.


               Jalan tengah
                   Bagaimana pun, ketetapan MPR yang diuraikan itu baru bersifat
               payung politik yang perlu dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kebi-
               jakan nyata sehingga berdampak nyata pada perubahan di lapangan.
               Lahirnya berbagai UU yang seideal apa pun belum menjamin Pemba-
               ruan Agraria yang berpihak kepada rakyat dapat terlaksana. Inilah
               tantangan utamanya. Adanya kebijakan negara dan keterlibatan aktif
               rakyat memastikan keberhasilan pembaruan agraria. Inilah pem-
               baruan agraria jalan tengah, seperti diperkenalkan Noer Fauzi (2001).
               Tampaknya “jalan tengah” yang paling mungkin ditempuh di Indo-
               nesia saat ini, yang mensyaratkan hubungan antara pemerintahan
               yang berpihak pada rakyat dengan rakyat yang berkesadaran serta
               berpartisipasi dalam Pembaruan Agraria.
                   Pembaruan Agraria Jalan Tengah merupakan sebuah proses
               berdimensi ganda: (i) perubahan pemerintahan, dari fungsi lama yang
               merupakan alat dari penguasa yang antirakyat, kembali ke fungsi
               asal, sebagai badan kekuasaan milik rakyat, yang karenanya wajib
               mengabdikan diri pada rakyat; dan (ii) membuka jalan bagi proses-
               proses pendidikan politik yang menemukan pengetahuan-penge-
               tahuan baru melalui pengalaman nyata berpartisipasi dalam peru-


                                                                        111
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135