Page 131 - Kembali ke Agraria
P. 131

Usep Setiawan

            bahan sebagai akibat keterbukaan yang dimungkinkan oleh peme-
            rintahan bervisi baru (Fauzi, 2003).
                Secara khusus, setelah memahami lekuk-liku politik agraria
            terkini kita perlu mengingatkan pengelola negara (Presiden dan DPR):
            Pertama, agar amanat Tap MPR No IX/2001, sebagaimana dikukuh-
            kan oleh Tap MPR No VI/2002, Tap MPR No I/2003, dan Tap MPR
            No V/2003, segera dijalankan. Presiden dan DPR dalam waktu satu
            tahun (2003-2004) dituntut menyusun aneka peraturan pelaksanaan
            dari aneka ketetapan MPR, terutama terkait penyusunan peraturan
            payung, penataan struktur agraria, penyelesaian konflik, dan pemu-
            lihan kerusakan ekosistem.
                Kedua, agar bijaksana dalam menyempurnakan UUPA 1960.
            Penyempurnaan UUPA yang diamanatkan Keppres No 34/2003 ha-
            rus dilakukan secara hati-hati. Para penyempurna UUPA hendaknya
            tetap menjaga semangat kerakyatan dari UUPA 1960 sambil meng-
            hindari intervensi/infiltrasi dari kekuatan kapitalisme asing maupun
            kapitalisme bangsa sendiri yang nyata-nyata piawai menghisap rak-
            yat dan gemar mengeksploitasi kekayaan alam kita.
                Ketiga, aktif melibatkan organisasi rakyat sejati dalam penyu-
            sunan langkah persiapan hingga pelaksanaan Pembaruan Agraria,
            termasuk dalam perumusan kebijakan. Keterlibatan rakyat secara
            kualitatif akan memperkuat basis legitimasi sosial dari pelaksanaan
            pembaruan agraria dan pengelolaan kekayaan alam. Pelibatan rakyat
            menjadi hal prinsip karena kepada mereka segala upaya pembaruan
            diabdikan.***


















            112
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136