Page 141 - Kembali ke Agraria
P. 141
Sinar Harapan, 5 Juli 2004
Menanti Presiden Pro Agraria
IAPA pun yang bercita-cita menjadi pemimpin bangsa Indone
Ssia, hendaknya menyadari betul bahwa negeri yang akan
dipimpinnya adalah negeri agraris yang dihuni mayoritas pendu-
duk yang tergantung pada sumber-sumber agraria, yakni petani,
nelayan dan masyarakat adat. Karenanya, setiap calon pemimpin
nasional sudah sewajarnya mengetahui secara persis persoalan dasar
yang tengah dihadapi bangsa agraris ini. Lantas memiliki komitmen
serta kapasitas mumpuni dalam menjawab tali-temali persoalan
tersebut.
Mengacu naskah “Kerangka Pelaksanaan Pembaruan Agraria”
karya penulis bersama Sediono M.P. Tjondronegoro, Gunawan
Wiradi, Dianto Bachriadi, Noer Fauzi, Dadang Juliantara, Erpan
Faryadi, dan Agustiana (15 Juni 2004), tulisan ini hendak menyisipkan
pesan kepada capres dan cawapres yang bertarung pada Pemilu 2004.
Ketimpangan penguasaan, konflik atas sumber-sumber agraria
dan menurunnya kualitas lingkungan hidup menjadi problem fak-
tual yang mendorong perlunya pembaruan agraria. Sedikit orang
yang menguasai sangat banyak versus begitu banyak orang yang
menguasi sedikit menjadi potret ketimpangan di lapangan agraria
warisan masa lalu, sejak feodalisme, kolonialisme, kemerdekaan
hingga Orde Baru. Ribuan konflik agraria yang menjatuhkan banyak
korban di atas jutaan hektar tanah sengketa menjadi kenyataan yang
juga belum ditemukan solusinya.
122