Page 137 - Kembali ke Agraria
P. 137

Sinar Harapan, 15 Juni 2004








                 Belasan Pasal UUPA Masih Relevan
                                   dan Perlu








                ADAN Pertanahan Nasional (BPN) tengah menyusun “RUU
            Btentang Sumberdaya Agraria” sebagai pengganti Undang-
            Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
            Agraria (UUPA). Penulis pernah mengajukan catatan yang patut
            diperhatikan dalam rangka penyempurnaan UUPA ini melalui artikel
            “Menimbang Penyempurnaan UUPA” (Sinar Harapan, 29/9/2003).
            Namun tampaknya catatan tersebut tidak sanggup mempengaruhi
            BPN sebagai pemegang amanat untuk penyempurnaan sebuah
            “pusaka” yang teramat penting bagi negeri agraris ini.
                Belum lama ini, BPN menggelar dua putaran konsultasi publik
            RUU tentang Sumberdaya Agraria, yakni pada tanggal 27 April di
            Jakarta, dan 2 Juni 2004 di Yogyakarta. Karena kehadiran RUU ini
            potensial meruntuhkan sendi-sendi politik hukum agraria populistik
            yang dikandung UUPA, maka kritik perlu dilancarkan. Tulisan ini
            khusus mengkritik segi proses dari RUU tentang Sumberdaya Agra-
            ria—dengan keyakinan, tanpa proses yang baik mustahil terbentuk
            hukum yang baik. Secara detail, penulis bersama lima sejawat
            (Gunawan Wiradi, Sediono M.P. Tjondronegoro, Noer Fauzi, Dianto
            Bachriadi dan Erpan Faryadi) telah melayangkan “Kritik Terhadap
            Naskah Rancangan Undang-Undang tentang Sumberdaya Agraria”
            (27 April 2004).
                Dari hasil penelusuran terhadap naskah RUU tentang Sum-

                                         118
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142