Page 352 - Kembali ke Agraria
P. 352

Kembali ke Agraria

               wajib menyelamatkan lingkungan alam dan sumber-sumber agraria
               demi keselamatan rakyat dan “putera”-nya, yang berarti menyela-
               matkan generasi mendatang.
                   Setelah imperialisme asing lama hengkang, kini kita harus
               mewaspadai neo-imperialisme di bumi Indonesia. Salah satu cara
               efektif mencegah penjajahan baru adalah dengan menjalankan
               reforma agraria sejati.


                                            ***
                   Ketidakpahaman anak muda tentang  Indonesia Raya  versi
               lengkap bukan salah mereka. Pelajaran sejarah di sekolah-sekolahlah
               yang paling bertanggungjawab, sehingga patut ditinjau ulang dan
               disesuaikan dengan realitas sejarah yang sejujurnya. Ada baiknya
               kenyataan sejarah ini kembali dibuka, diakui dan diajarkan di seko-
               lah-sekolah dasar agar generasi muda paham hal-hal krusial yang
               melandasi keberdirian bangsa dan negaranya.
                   Polemik Indonesia Raya ini barangkali menjadi “hadiah” bagi Indo-
               nesia yang kini telah berusia 62 tahun. Hadiah ini hendaknya mendorong
               kita mengail hikmah untuk meluruskan sejarah guna kelurusan masa
               depan bangsa. Kabut yang menyelimuti misteri Indonesia Raya menambah
               panjang daftar kabut sejarah yang sering ditemui dalam perjalanan
               sejarah bangsa ini. Seperti peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tahun
               1965 sampai sekarang tetap kontroversial. Siapa dalang sesungguhnya?
               Apa yang sebenarnya terjadi? Semua masih gelap gulita!
                   Cerita “G30S” belum tuntas, muncul teka-teki “Supersemar”. Di
               era reformasi pun tak jauh beda: ada kabut tragedi “Trisaksi”, “Se-
               manggi”, juga “Pembunuhan Munir”, dst. Seperti kisah novel fiksi
               yang tragis, sejarah bangsa kita seolah bisa ditulis dengan sejuta
               versi tanpa ada yang bisa memastikan mana yang asli/benar.
                   Kebenaran sejarah pun tak pelak dipertaruhkan objektivitasnya.
               Padahal, bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
               Agar mampu menghargai sejarah, tentu bangsa ini harus jujur pada
               sejarahnya sendiri. ***


                                                                        333
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357