Page 399 - Kembali ke Agraria
P. 399
Usep Setiawan
(HPH) dan sejenisnya mendesak diaudit sebagai langkah awal dalam
meletakkan dasar baru penguasaan dan pengelolaan hutan di Tanah
Air.
Hemat penulis, kita perlu belajar dari Serikat Petani Pasundan—
organisasi tani independen berbasis di Garut, Ciamis dan Tasikma-
laya—Jawa Barat, yang mencoba mencari jawaban sendiri atas keru-
mitan pelaksanaan reforma agraria di kawasan hutan. SPP telah
berusaha melakukan pemulihan kerusakan hutan, sehingga sulit
menyimpulkan ia sebagai biang kerusakan hutan. SPP juga akan
terus melakukan penataan lingkungan dalam upaya mengembalikan
fungsi hutan. Beberapa wilayah yang dianggap berhasil mengemba-
likan fungsi hutan secara swadaya: Desa Sagara, Kaledong, dan
Cipaganti (Garut), Desa Nagrog, Cigalontang, Cipatujah, Cikatomas,
dan Taraju (Tasikmalaya), Desa Cikujang, Margaharja dan Bangun-
karya (Ciamis).
Setelah sempat berseteru di media massa, akhirnya Agustiana
(Sekjen SPP) dan Susno Duadji (Kapolda Jabar) bersepakat untuk
saling bahu-membahu dalam mencegah laju kerusakan hutan di Jabar
dan mengembalikan fungsi ekologisnya. Dan dalam hal ini, SPP akan
menjadi garda terdepan penyelamatan hutan di Jabar. SPP akan mem-
bangun kerja sama dengan semua pihak dalam mengembangkan
program reboisasi atau penghijauan, serta secara khusus akan mendi-
dik dan membentuk Laskar Penyelamat Hutan (Siaran Pers SPP, 25/
06/08).
Dengan begitu, SPP telah memberi contoh yang baik dalam
pengelolaan lahan secara mandiri sehingga membanggakan secara
sosial, produktif secara ekonomis dan lestari secara ekologis. Dalam
konteks yang lebih luas, selama ini SPP telah jadi contoh inisiatif
rakyat realisasi reforma agraria secara partisipatif.***
380