Page 143 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 143
Booming Pertambangan Nikel, Perampasan Tanah dan
Kondisi Kelas Pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah 133
Catatan:
1. Lihat: Dani W. Munggoro, Chalid Muhammad, Dicky Lopulalan, Pitono Adhi dalam Menggugat Ekspansi Industri Pertambangan di
Indonesia, Pustaka Latin, Bogor 1999
2. Ibid. Untuk mengerti ekspansi PT Vale di Morowali dapat diketahu dengan membaca Kertas Posisi no 2 YTM 2001 dan Juga Buku dengan
judul: Buruk Inco Rakyat DI Gusur yang ditulis Arianto Sangaji, terbitan Yayasan Tanah Merdeka, tahun 2002.
3. Wawancara Pekerja PT Vale, 2009.
4. Wawancara dengan pekerja PT Vale di Desa Bahometefe, 2010.
5. Bandingkan dengan Laporan UNCTAD tahun 2007.
6. Diadaptasi dari Laporan e Research Corporation 40 University, Suite 440 Toronto, ON M5J 1T, Februari, 2009.
7. Ibid.
8. Wawancara Judin, 2011.
9. Wawancara Anwar Hafid tahun 2009 di rumah orang tuanya di Desa Wosu Bungku Barat Kabupaten Morowali.
10.Nama samaran. Korban meminta agar namanya disamarkan dalam hasil riset ini.
11. Salah seorang Publik Relation (PR) PT BDM saat dikonfirmasi membenarkan hal diatas. Bahwa hutan bakau yang telah dirusak oleh
perusahaan ini sudah dipihak ketiga-kan. Dan dari sini juga diperoleh informasi bahwa selain menimbun laut dan menghancurkan Hutan
Bakau seluas sepuluh hektar, BDM juga telah membeli sebuah pulau kecil yang letaknya persis berada disamping pelabuhan Ore, BDM.
Dan pulau tersebut, pun juga dibeli oleh perusahaan dari masyarakat setempat.
12. Wawancara Humas BDM, tahun 2009.
13. Wawancara Arsyad Desa Kolono, 2013.
14.Ibid.
15. Wawancara Amir Bahoue, 2012.
16. Wawancara wartawan lokal, 2013.
17. Diskusi informal dengan anggota BPD, Sekretaris dan warga One Pute Jaya, 2013.
18. Diskusi informasi dengan warga Fatuvia, 2010.
19. Berikut ini rangkaian proses yang digunakan sebagai asumsi sekaligus data umum perhitungan yang digunakan para pengusaha menarik
selisih waktu menjadi keuntungan dalam prorata; 1) Loading Rate. Kecepatan muat/loading sangat menentukan besarnya prorata.
Secara umum waktu yang dibutuhkan untuk muat/loading adalag 3 hari. Loading Rate ini sangat ditentukan oleh kecukupan kargo yang
akan dimuat, peralatan muat/loading yang digunakan dan kondisi cuaca. Sebagai contoh, dalam keadaan kargo cukup jika loading
menggunakan conveyer maka rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk loading adalah 1 hari (maksimum); 2) Discharging Rate. Jika
bongkar di mother vessel menggunakan Floating Crene maka waktu bongkar rata-rata 8 jam per tongkang. Jika bongkar di mother vessel
menggunakan Crene Mother Vessel sendiri maka waktu bongkar berkisar antara 12 jam sampai dengan 24 jam. Jika bongkar di Jetty
menggunakan Trucking maka waktu yang dibutuhkan untuk bongkar rata-rata 2 - 3 hari. 3) Jenis alat yang digunakan untuk loading dan
unloading (conveyer atau trucking). Penjelasan dari kondisi tersebut sama dengan penjelasan pada poin 1 & 2; 4)
Ketersediaan/kecukupan kargo. Kesiapan kargo akan memperlancar proses loading di jetty, sehingga sebelum memulai loading atau
mengirim kapal tongkang ke jetty maka sebaiknya kita melakukan crosscheck ketersediaan kargo yang akan dimuat. Jangan sampai
tongkang sudah didatangkan tetapi kargonya belum tersedia/belum cukup; 5) Antrian loading di Jetty. Sebelum memulai loading kita
harus memastikan ketersedian slot/tempat di jetty untuk loading. Ketiadaan slot hanya akan menyebabkan waktu tunggu tongkang di
jetty semakin lama sehingga malah menghabiskan waktu prorata. Lihat lebih lengkapnya di sini:
http://www.indonesiacoalbarge.com/berita-140-.html#.UmiKClP6qB0.
20. Wawancara Humas BDM, 2013.
21. Ibid.
22. Ibid.
23. Wawancara Lakang, 2012-2013 .
24. Wawancara Rudi, 2013.
25. Wawancara Iban, 2012-2013.
26. Wawancara pekerja BDM, 2012-2013.
27. Wawancara pak Dewa, salah seorang buruh, dan pengamatan langsung tahun 2010- 2013.
28. Dialog dan wawancara dengan pekerja dari berbagai perusahaan sejak tahun 2010-2013.
29. Wawancara buruh test mining, 2010.
30. Wawancara Putera Bapak Alwi, almarhum anak pejuang anti INCO tahun 1999-2002.
31. Wawancara Hamid, aktivis Kolonedale, 2013.
32. Ibid.
33. Wawancara Direktur JATAM Sulteng, Syahrudin Ariestal Douw, 2013.
34. Wawancara pengurus Partai Demokrat Kabupaten Buol, 2011.
35. Wawancara dengan kontraktor lokal, tahun 2011 di Kota Bungku dan Kolonedale.
36. Diskusi informal dengan aktivis Morowali, 2011.
37. Diskusi informal dengan aktivis, elit politik dan mahasiswa Morowali, 2011-2013.