Page 166 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 166

Integrasi “Reforma Agraria” dengan Rencana Pembangunan Wilayah dan Pengentasan Kemiskinan

                 Sejumlah pertanyaan di atas kami bawa ke Kabupaten
             Tasikmalaya di Jawa Barat dan Blitar di Jawa Timur dengan
             pertimbangan bahwa: Pertama, Kabupaten Tasikmalaya dan
             Blitar termasuk di antara 34 kabupaten yang menjadi daerah
             piloting dalam rancang bangun program RA di Jawa Selatan yang
             dicanangkan oleh BPN RI sejak tahun 2008; Kedua, Kabupaten
             Tasikmalya dan Blitar menjadikan pemberantasan kemiskinan
             sebagai prioritas pertama dalam RPJMD 2006-2011; Ketiga,
             Kabupaten Blitar ini terdapat inisiasi rakyat yang dipelopori oleh
             serikat-serikat petani untuk mewujudkan RA; Keempat, Kabupaten
             Tasikmalaya dan Blitar memiliki tingkat konflik agraria yang tinggi
             (data KPA, 2008); dan Kelima, Kabupaten Blitar termasuk bagian
             dari salah satu lokasi bagi pelaksanaan Program Pembaharuan
             Agraria Nasional (PPAN).

             1.  Mendudukkan Reforma Agraria di Indonesia

             a.  Sketsa Diskursif Global Tentang Reforma Agraria
             Kebangkitan kembali studi dan agenda RA di abad 21, menurut
             Fauzi (2008) dipicu oleh tiga hal; pertama, kegagalan teori dan
             praktek neoliberalisme sepanjang 25 tahun terakhir, khususnya
             sejak SAP (Structural Adjustment Program) diterapkan ke seluruh
             negara berkembang dan menghancurkan investasi publik di sektor
             pertanian. Kedua, sepanjang periode yang sama, mulai bangkit
             kembali suatu generasi baru gerakan-gerakan sosial pedesaan. Ketiga,
             tersedia kesempatan politik yang memungkinkan terangkatnya
             agenda untuk memperluas akses terhadap tanah masuk ke arena-
             arena pembuatan kebijakan publik di tingkat lokal, nasional dan
             global. Sederetan ahli, akademisi, intelektual lembaga-lembaga
             pembangunan internasional ikut terlibat dalam memproduksi


                                     — 147 —
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171