Page 167 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 167

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            wacana dan melakukan debat akademik dan mempengaruhi
                                       4
            diskursus agraria secara global.  Kondisi ini, pada gilirannya ikut
            mendorong bangkitnya agenda RA yang kemudian menjadi rujukan
            dan pilihan bagi kebijakan pembangunan di banyak negara Asia,
                                   5
            Afrika dan Amerika Latin .
                Dalam praktiknya, RA dimaknai secara beragam sesuai
            dengan kepentingan (politis-ideologis) kebutuhan dan dimensi
            lokal dari masing-masing negara, yang tentu saja pilihan model
            yang berbeda akan menghasilkan keluaran yang berbeda pula.
            Pergeseran pilihan bentuk Land Reform berkembang mulai dari land
                            6
            reform redistributif  sebagai pilihan bagi pembangunan pedesaan

            4.  Putzel (2000), Ghimire (2001), Prosterman dan Hanstaad (2001) ,
               El-Ghonemy (2003, 2007), Moyo, Sam dan Yeros (2005), Courville dan
               Patel (2006), Quan (2006), Boras, et.al (2007), Couins (2007), La Via
               Campesina dan World Bank, FAO (2002) dll. Lebih jauh lihat, Noer
               Fauzi “ Kebangkitan Studi dan Agenda Reforma Agraria di Awal Abad 21”,
               Pengantar dalam Dian Ady (Peny.), Reforma Agraria Dinamika Aktor dan
               Kekuasaan, (STPN-Press: Yogyakarta, 2008), hlm, v.
            5.  Lihat Al-Ghonemy, “Persoalan Reforma Agraria Tak Pernah Usai” dalam Dian
               Ardy (Peny.), Kebangkitan Studi Reforma Agraria di Abad 21, (STPN-Press:
               Yogyakarta, 2008), hlm. 43-65.
            6.  Menurut Sobhan (1993) program land reform di dunia ketiga setelah Perang
               Dunia ke-II dibedakan menjadi dua model; pertama, redistribusi radikal
               (disebut dengan istilah “land Reform” sejati oleh Lappe, et.al, 1998). Satu
               bentuk redistribusi dengan syarat; kualitas tanah yang bagus untuk petani
               miskin, mampu memutus oligarki dan cengkeraman sistem ekonomi yang
               tidak adil (sosial-ekonomi) dan tidak menguntungkan masyarakat miskin
               di pedesaan, mampu menurunkan angka kemiskinan dan secara nyata dan
               terukur meningkatkan kesejahteraan manusia. Jepang, Korea Selatan, Taiwan,
               Kuba dan Cina merupakan contoh kasus yang bagus dalam hal ini. Kedua,
               Reformasi-reformasi ‘non egalitarian’ (atau ‘land reform’ yang palsu menurut
               terminologi Lappe at.al, 1998). Bentuk reformasi yang hanya meredistribusi
               dengan jenis tanah-tanah berkualitas buruk, kepada petani miskin, tidak

                                    — 148 —
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172