Page 211 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 211

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            urus-an bersama antara negara dan rakyat dan karena itu di-urus
            secara bersama pula. Meng-urus bersama mensyaratkan lebih
            mengutamakan pola-pola buttom up daripada pola top down,
            meletakkan kebijakan agraria sebagai hasil membicarakan urusan
            bersama (the common) bukan melulu sebagai in put utama dari
            pemerintah, meletakkan urusan agraria bukan hanya sebagai proses
            administratif-prosedural-teknokratis tetapi mendudukkanya sebagai
            proses politik-partisipatif-negosiatif, dan yang diutamakan bukan
            sosialisasi tetapi diskusi. Reduksi proses kebijakan menjadi sekedar
            prosedur meningkatkan resiko kegagalan kebijakan.
                Sebagai proses politik, tentu saja hubungan antara negara-rakyat
            dalam konteks agraria ini tidak dapat dibayangkan sebagai ruang
            yang netral dan sepenuhnya damai. Interaksi negara-rakyat dalam
            ruang negosiasi ini tidak benar-benar mulus dan bebas konflik
            (Gaventa 2002:10, Borras dan Fanco 2008:9). Bagaimanapun hal
            ini harus dilalui sebagai bagian dari meletakkan problem-problem
            agraria sebagai proses politik, dan urusan publik. Hal ini hanya
            mungkin jika kebijakan agraria ditempatkan dibawah kesadaran
            bahwa ia dikontentasikan oleh beragam aktor-aktor negara dan
            masyarakat untuk mengontrol pengelolaan dan penggunaan
            sumber-sumber agraria. Meskipun demikian, proses ini tetap
            membutuhkan perangkat teknis dan administratif seperti data
            tentang kepemilikan dan penguasaan tanah yang valid, tetapi tidak
            cukup di situ karena proses ini harus memasukkan pula redistribusi
            kesejahteraan dan kekuasaan bersamaan dengan redistribusi tanah
            (Boras dan Franco:4).









                                    — 192 —
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216