Page 212 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 212

Epilog

             Memerlukan Hadirnya Active Subject

             Ruang-ruang partisipasi yang mungkin disediakan atau sama sekali
             tidak tersedia, keduanya tetap sama-sama membutuhkan subyek
             yang aktif. Tanpa kehadiran subyek aktif ini sulit dibayangkan
             ruang negosiasi dapat berlangsung. Ketidakhadiran subyek aktif
             atau kehadiranya mungkin menjadi salah satu jawaban bagi masalah
             mengapa di banyak daerah tidak terjadi gerakan masyarakat untuk
             mengklaim hak atas sumber daya, sementara di tempat lain, gerakan
             masyarakat ini justru sangat kuat dan mampu membangun ruang
             negosiasi kuat dengan negara. Subyek aktif bukan sesuatu yang
             hadir secara otomatis ketika ruang partisipasi sudah dibuka tetapi
             ia merupakan bentukan proses panjang pergulatan rakyat dengan
             kondisi struktural yang dianggap menekan. Di sisi lain, subyek
             aktif ini justru hadir dan menguat dalam situasi dimana ruang
             partisipasi bahkan sama sekali tidak tersedia. Dalam konteks
             ini ruang partisipasi bukan lagi sesuatu yang disedikan dengan
             mudah oleh negara akibat perubahan struktur dan paradigma
             pemerintahan melainkan direbut oleh subyek aktif.
                 Aktor-aktor yang memiliki kemampuan mengatur diri
             sendiri yang berada di luar negara dalam ruang pengaturan-
             pengaturan baru, tidak hanya berkolaborasi dalam menjalankan
             pemerintahan tetapi juga membentuk dan mempengaruhinya
             (Taylor: 2006). Menjadikan “pemerintah” sebagai pengurus yang
             mewujudkan keadilan sosial bagi petani di pedesaan dan pedalaman
             merupakan sisi lain dari perjuangan kewarganegaraan petani.
             Istilah kewarganegaraan di sini dimunculkan bukan sama sekali
             dalam kerangka administrasi keimigrasian yang sempit itu, akan
             tetapi secara luas sebagai subyek yang memiliki kesadaran kritis
             dan kekuatan mengubah nasibnya, termasuk dalam menyadari


                                     — 193 —
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217