Page 79 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 79

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

                                15
            dengan migrasi netto  yang memiliki tren peningkatan tiap
            tahunnya. Data menunjukkan bahwa pada periode sebelum tahun
            90an (tahun 71-80an) terjadi kondisi dimana jumlah penduduk
            yang keluar dari Kalimantan Selatan lebih besar dibandingkan
            dengan penduduk yang masuk. Namun kemudian sejak tahun
            1990, jumlah penduduk yang masuk lebih besar dibandingkan yang
            keluar dari Kalimantan Selatan seiring dengan tren peningkatan
            nilai investasi di Kalimantan Selatan.
                Menelusuri kembali perjalanan kebijakan pengelolaan
            sumberdaya alam, pasca runtuhnya orde lama berganti rejim
            pembangunan orde baru (dan hinga kini terus berlangsung),
            ditandai dengan lahirnya beberapa paket UU sektoral terkait
            dengan pengelolaan sumberdaya alam. Selain itu, pada era awal
            rejim orde baru tahun 70 hingga 80an, strategi pembangunan
            yang tercantum dalam Repelita sangat bertumpu pengelolaan
            sumberdaya alam padat modal (strategi pertumbuhan). Dengan
            terus meningkatkan kinerja ekspor migas maupun non migas,
            strategi ini berdampak pada pembukaan kawasan hutan secara
            besar-besaran melalui pemberian hak istimewa terhadap para
            pemilik modal maupun lewat program PIR-Bun. Pada prakteknya,
            seperti yang terjadi di beberapa wilayah, pembukaan kawasan hutan
            seringkali menyebabkan tersingkirnya masyarakat asli setempat. Hal
            ini juga didorong oleh kebijakan pengaturan kependudukan yang
            saat itu bertumpu pada pembukaan areal-areal transmigrasi.
                Seperti yang terdapat di dua lokasi penelitian, kebijakan ini
            membawa masuk penduduk dari luar pulau Kalimantan yang
            mayoritas berasal dari Jawa sebagai tenaga buruh upahan dan
            warga transmigran, baik atas peran negara maupun spontan. Hal


            15. Migrasi Netto = Migrasi Masuk – Migrasi Keluar

                                    — 60 —
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84