Page 83 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 83

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            sekitar 23,52% yang merupakan tenaga kerja formal. Hal ini
            mengindikasikan bahwa tenaga kerja perempuan sangat mudah
            untuk berpindah antar sektor pekerjaan, dan bahkan untuk keluar
            dari kelompok penduduk angkatan kerja.
                Lebih jauh lagi, sampai dengan tahun 2007 tampak bahwa
            antara realisasi (laju) investasi yang masuk ke Kalimantan Selatan
            baik PMDN maupun PMA tidak berjalan seiring dengan
            kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja lokal. Seperti yang
            dilaporkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah
            (BKPMD), dari Rencana Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia
            untuk proyek PMDN sampai dengan tahun 2007 diperkirakan
            menyerap sekitar 231.308 tenaga kerja Indonesia (TKI) akan
            tetapi realisasinya hanya mencapai 73.199 orang atau hanya sekitar
            31,65%. Sedangkan untuk tenaga kerja asing (TKA), direncanakan
            mampu menyerap hingga 986 orang namun realisasinya hanya
            mencapai 91 orang atau sekitar 9,23 %. Selanjutnya, untuk
            proyek PMA, dari rencana penyerapan tenaga kerja Indonesia
            sebanyak 88.958 orang, dalam realisasinya hanya baru mencapai
            12.484 orang atau sekitar 14,03%, sedangkan untuk rencana
            penyerapan tenaga kerja Asing yang ditargetkan sebanyak 1.125
            orang namun realisasinya baru mencapai 183 orang (16,276
            %). Dengan demikian tampak bahwa, dari keseluruhan rencana
            target penyerapan tenaga kerja Indonesia sampai dengan tahun
            2007 yang berasal dari realisasi proyek PMA/PMDN baru dapat
            terealisasi 85.683 dari total 320.266 tenaga kerja Indonesia atau
            baru mencapai sekitar 26,75%
                Terkait konteks produktifitas rakyat pedesaan penting kiranya
            mengutip kembali apa yang diungkapkan Li (2009) bahwa, pada
            kenyataannya terdapat dua kekuatan baru di masa kini yang
            “menyerang” wilayah pedesaan di Asia yakni: (i) hilangnya akses

                                    — 64 —
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88