Page 85 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 85

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            bersamaan, dengan kepadatan agraris yang terus meningkat atau
            mengecilnya ruang hidup petani untuk tetap bisa menggarap lahan
            baik akibat migrasi dari luar desa maupun pertumbuhan alami
            (kelahiran), menyebabkan petani melakukan pendudukan lahan
            (okupasi) secara diam-diam. Sementara di desa Hayup, perkebunan
            besar sawit menyebabkan petani terpisah sepenuhnya dari sistem
            perkebunan besar, baik secara ekonomi maupun budidaya. Padahal
            sewaktu lahan masih dikuasakan oleh perkebunan karet, selain
            bekerja sebagai buruh upahan penyadap karet, petani setempat
            dapat mengusahakan budidaya padi sebagai sumber pangan di
            areal yang basah atau tidak ditanami oleh tanaman karet sambil
            membuka lahan-lahan diluar perkebunan untuk budidaya dan
                       20
            pemukiman.  Dengan sistem ekonomi yang terpisah secara penuh
            (tidak terintegrasi) dengan ekonomi perkebunan besar sawit, saat
            ini masyarakat Tajau Pecah lebih memilih menanam komoditas
            karet dan hanya sebagian kecil bekerja sebagai tenaga upahan di
            perkebunan sawit.
                Selain itu, baik di desa Hayup dan desa Tajau Pecah, petani
            disekitar perkebunan besar tersebut tidak terserap masuk ke
            dalam sistem ekonomi perkebunan sebagai tenaga kerja upahan.
            Jika pun terdapat warga yang mampu menjadi tenaga kerja di

            20. Pada dasarnya sebagian besar warga Hayup saat ini adalah generasi ketiga
               dari para tenaga kerja penyadap karet yang didatangkan dari Jawa pada tahun
               1930 untuk bekerja di perkebunan karet. Sambil bekerja sebagai penyadap
               karet, mereka membuka lahan-lahan di luar areal perkebunan untuk budidaya
               dan pemukiman. Dengan penduduk yang terus tumbuh kembang, akhirnya
               areal pembukaan tersebut menjadi sebuah kampung yang ramai kemudian
               saat ini bernama desa Hayup. Tumbuhnya pemukiman di areal pembukaan
               mendorong beberapa warga asli Banjar yang sebelumnya bermukim di
               sepanjang garis sungai turut bermukim di Hayup yang daerahnya relatif
               lebih tinggi.

                                    — 66 —
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90