Page 83 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 83

Oloan Sitorus & Taufik N. Huda

            Direktorat Hukum Departemen Agraria penulis (baca:Boedi Harsono)
            ikut aktif membantu Menteri Agraria dalam mempersiapkan Rancangan
            UUPA, pembahasannya pada sidang kabinet, hingga menjadi “Rancangan
            Sadjarwo”, yang disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Gotong
            Royong (DPR GR) dengan Amanat Presiden tanggal 1 Agustus 1960
            No. 2584/HK/60, pembahasannya pada sidang-sidang DPR GR sampai
            pada tahap pemberian persetujuan pada tanggal 14 September 1960.” 20
                Untuk mengetahui lebih persis peran Boedi Harsono dalam
            proses penyusunan Rancangan UUPA  itu dapat ditelusuri dari
            tapak perjalanan karier beliau di otoritas keagrariaan tersebut. Pada
            pertengahan tahun 1951, Bapak Boedi Harsono ditarik oleh Sing-
            gih Praptodihardjo ke Bagian Agraria Departemen Dalam Negeri
            di Jakarta, setelah sebelumnya selama 3 bulan dilakukan persiapan
            melalui detasering. Pada tahun 1955 ketika dibentuk Kementerian
            Agraria, Boedi Harsono ditunjuk semula sebagai Wakil Kepala
            Direktorat Hukum, dan kemudian menjadi Kepala Direktorat
            Hukum Kementerian Agraria. Secara rendah hati Bapak Boedi Har-
            sono mengatakan: “Sebagai pejabat di Bagian Agraria itulah saya mulai
            terlibat sepenuhnya di bidang hukum mengenai tanah. ……. Biarpun dise-
            but “agraria”, keterlibatan saya terbatas pada hukum yang mengatur hak-
            hak penguasaan atas ‘tanah’, yang disebut Hukum Tanah.” Pada waktu
            PAJ dibentuk tahun 1951, Boedi Harsono menjadi anggota
            Sekretariat.  Di awal pembentukannya, PAJ diketuai Sarimin Rekso-
            diharjo. Lalu, pada tahun 1953 Singgih Praptodihardjo (Wakil Kepala
            Bagian Agraria Kementerian Dalam Negeri) menggantikan Sarimin
            Reksodihardjo (karena diangkat menjadi Gubernur  Nusa Tenggara).
                Ketika PAJ kemudian dipimpin oleh Singgih Praptodiharjo,
            dapat dibayangkan bagaimana peran Boedi Harsono dalam PAJ.

                20  Ibid, hlm. 130.

            70
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88