Page 80 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 80

Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....

               kungan Departemen Agraria menurut bidangnya masing-masing,
                                                                14
               dengan arahan dan pimpinan langsung Menteri Agraria.  Dari
               segi substansi RUU yang akan disusun juga kiranya telah meng-
               kristal sejak apa yang akan menjadi Rancangan UUPA ini, sehingga
               yang dilakukan hanyalah bersifat penyempurnaan dan penye-
               suaian dengan perkembangan konstelasi politik nasional.
                   “Rancangan Sadjarwo” ini telah disusun berdasarkan UUD
               1945 dan Manifesto Politik R.I. (yaitu Pidato Presiden Soekarno
               pada tanggal 17 Agustus 1959, sehingga RUU “Rancangan Sadjar-
               wo” ini lebih sempurna dan lebih lengkap. “Rancangan Sadjarwo”
               ini disetujui oleh Kabinet-Inti dalam sidangnya tanggal 22 Juli 1960
               dan oleh Kabinet Pleno dalam sidang tanggal 1 Agustus 1960.
               Selanjutnya, dengan Amanat Presiden tanggal 1 Agustus 1960  No.
               2584/HK/60, RUUPA “Rancangan Sadjarwo” itu diajukan kepada
                                                           15
               Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR).   Kemajuan
               yang berarti yang patut menjadi catatan adalah, berbeda dengan
               Rancangan Soenarjo yang tidak tegas konsepsi yang melandasinya,
               Rancangan Sadjarwo, secara tegas menggunakan Hukum Adat
                             16
               sebagai dasarnya.  Sikap yang demikian kiranya tepat agar UU yang
               dimaksudkan akan melakukan unifikasi hukum itu tetap dibangun
               sesuai dengan konsepsi, lembaga, dan sistem pengaturan Hukum
               Adat sebagai hukumnya kebanyakan dari bangsa Indonesia.


                   14  Ibid, hlm. 130.
                   15  Sebagaimana diketahui berdasarkan Penpres No. 3 Tahun 1960, Presiden
               Soekarno membubarkan DPR karena DPR hanya menyetujui 36 milyar rupiah
               APBN dari 44 milyar yang diajukan. Selanjutnya,  Presiden Soekarno mengeluarkan
               Penpres No. 4 Tahun 1960 yang mengatur Susunan DPR-GR. Salah satu kewajiban
               pimpinan DPR-GR adalah memberikan laporan kepada Presiden pada waktu-
               waktu tertentu. Hal itu sesungguhnya menyimpang dari Pasal 5, 20, 21 UUD
               1945.

                                                                   67
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85