Page 144 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 144

M. Nazir Salim & Westi Utami

            contoh misalnya bagaimana ATR/BPN menjalankan kebijakan RA yang
            menjadi kewenangannya, dan hal itu sangat problematis tatkala pada
            saat yang sama ATR/BPN harus menyelesaikan pendaftaran tanah secara
            nasional yang juga menjadi prioritas pemerintah. Pada titik ini, prob-
            lem utama adalah tingginya target yang ditetapkan pemerintah sementara
            SDM yang dimiliki tidak memadai untuk menjalankan kebijakan tersebut,
            sehingga menarik semua kekuatan (SDM) yang dimiliki oleh ATR/BPN
            untuk fokus pada program tersebut. Sialnya, pada saat yang sama RA
            juga menjadi program prioritas namun kalah perhatian sehingga fokus
            ATR/BPN tidak lagi ke persoalan RA. Hal yang sama juga dialami oleh
            KLHK, ketika program inver dijalankan, KLHK tidak memiliki SDM yang
            cukup untuk melakukan kerja-kerja lapangan melakukan Inventarisasi
            dan Verifikasi, sehingga harus mengambil dari beberapa lembaga lain,
            dan ini tidak mudah selain anggaran juga lembaga lain tidak mudah
            melepaskan SDM yang dimiliki. Dan akhirnya yang terjadi, pada kedua
            lembaga tersebut mengalami pelambatan program Reforma Agraria.


            C. Problem TORA dan Perdebatannya

                Sudah sejak dekade yang lalu, Reforma Agraria dicita-citakan untuk
            diselesaikan secara cepat agar persoalan tanah tidak terus menerus
            menyisakan konflik di Indonesia. Era Susilo Bambang Yudhoyono kita
            mengenal dengan sangat familiar istilah RA 8-9 juta hektar di bawah
            komando Joyo Winoto sebagai kepala BPN (Setiawan, 370), namun kemu-
            dian gagal untuk dijalankan karena tidak terjadi kompromi antara BPN-
            KLHK dan kementerian Pertanian. Pada periode itu, salah satu penanda
            kegagalan RA adalah tidak terselesaikannya Rancangan Peraturan Pre-
            siden (RPP) tentang RA yang sudah beberapa kali hendak dibahas namun
            gagal terlaksana. Menjelang Era Yudhoyono berakhir, RA menguap, khu-
            susnya sejak 2012, Yudhoyono telah mengeluarkan program RA dari pro-
            gram unggulan yang akan dijalankan periode kepemimpinannya, dan
            menjalankan RA sebagaimana biasanya, busines as usual. Janji untuk
            mendistribusikan tanah 9 juta hektar gagal dilaksanakan.
                Naiknya Joko Widodo menjadi presiden pada tahun 2014 membawa
            semangat perubahan, diawali dengan kajian-kajian yang panjang, RA

              116
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149