Page 145 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 145

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               masuk dalam Nawacita ke-5 sebagai Program Strategis Nasional. Agenda
               RA dan strategi membangun Indonesia dari pinggiran dimulai dari desa.
               Dalam pembangunan nasional, RA dianggap penting sebagai pondasi
               bagi kebijakan ekonomi nasional yang berkaitan dengan upaya pemera-
               taan pembangunan, pengurangan kesenjangan, penanggulangan kemis-
               kinan, dan penciptaan lapangan kerja di pedesaan. Langkah ini tidak
               mudah, namun usaha ke arah tersebut diberikan jalannya, di antaranya
               langkah pertama yang dilakukan Jokowi adalah membangun infrastruk-
               tur kelembagaan. BPN diubah menjadi kementerian, sehingga langkah
               dan jangkauannya sama dengan kementerian lainnya. Peningkatan dari
               kepala badan ke kementerian merupakan lompatan besar bagi ATR/BPN
               dan merubah persepsi kelembagaan lain terhadap persoalan agraria.
               Walaupun ada banyak pertanyaan atas perubahan itu, karena BPN selama
               ini dianggap hanya memiliki peran sebagai lembaga yang mendaftarkan
               tanah. Perubahan besar itu menunjukkan bahwa apa yang selama ini
               menjadi fokus BPN yakni pendaftaran tanah, kini mau tidak mau harus
               mengurusi persoalan agraria secara luas, karena 1/3 lebih bumi Indone-
               sia menjadi persoalan yang harus diurus ATR/BPN. Itu artinya, kebijakan-
               nya tidak semata mendaftarkan tanah, tetapi bagaimana menyelesaikan
               “keruwetan” persoalan agraria secara nasional, dan itu artinya dibutuhkan
               kerjasama dengan kementerian lain, khususunya KLHK untuk bersinergi
               dalam menjalankan beberapa program strategisnya.

                   Dalam Nawacita Presiden Jokowi, kata yang paling mentereng adalah
               “negara hadir” dan “membangun Indonesia dari pinggiran”. Dua frasa
               itu tampaknya menjadi kunci di dalam menjelaskan program strategis
               ATR/BPN dan beberapa agenda RA di kementerian lain. Yang dibutuhkan
               pertama memang perhatian dan keberpihakan, sehingga setiap kemen-
               terian hendak menunjukkan atensi dari Nawacita, namun sayang dalam
               beberapa hal tampak kerepotan akibat tidak menyiapkan road map secara
               baik dan menyiapkan SDM secara memadai. Di luar itu, di ATR/BPN
               misalnya, fokusnya lebih pada legalisasi aset dan cenderung menafikan
               program lain, karena legalisasi dianggap program yang paling konkrit
               dan rasional untuk dilakukan. Namun menjadi sayang, lembaga yang
               besar hanya disibukkan persoalan administrasi pertanahan.

                                                                         117
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150